Sastra lisan adalah
berbagai tuturan verbal yang memiliki ciri-ciri sebagai karya sastra pada
umumnya, yang meliputi puisi, prosa, nyanyian, dan drama lisan. Sastra lisan
(oral literature) adalah bagian dari tradisi lisan (oral tradition) atau yang
biasanya dikembangkan dalam kebudayaan lisan (oral culture) berupa pesan-pesan,
cerita-cerita, atau kesaksian-kesaksian ataupun yang diwariskan secara lisan
dari satu generasi ke generasi lainnya (Vansina, 1985: 27-28).
Dengan demikian,
dapat ditarik kesimpulan yang jelas bahwa sastra lisan itu sekumpulan karya
sastra atau teks-teks lisan yang memang disampaikan dengan cara lisan, atau
sekumpulan karya sastra yang bersifat dilisankan yang memuat hal-hal yang berbentuk
kebudayaan, sejarah, sosial masyarakat, ataupun sesuai ranah kesusasteraan yang
dilahirkan dan disebarluaskan secara turun temurun, sesuai kadar estetikanya.
JENIS-JENIS SASTRA
LISAN
Seni sastra lisan di Indonesia berkembang
secara turun-temurun. Kebanyakan bercirikan menggunakan bahasa yang panjang
lebar, pola dan susunan teksnya baku, serta ceritanya tersusun dari beragam
peristiwa yang benar-benar terjadi, dongeng khayalan atau teks keagamaan.
Masing-masing pencerita mempunyai keleluasaan di dalam menampilkan tradisi
lisan. Bentuk seni sastra lisan yang berkembang di Indonesia, antara lain:
1) Mitos atau Mite
2) Legenda
3) Epik
4) Dongeng
Nah, kamu
telah mengetahui bentuk-bentuk seni sastra lisan di Indonesia. Berikut ini
adalah beberapa seni sastra lisan yang hidup di Indonesia, diantaranya, Pantun
Sunda, Rabab Pariaman, Makyong, Wayang Kulit, Wayang Beber, dan Bakaba.
No comments:
Post a Comment