Monday, March 16, 2020

HAL IHWAL PRODUKSI FILM


Pembuatan film (atau, dalam konteks akademik, produksi film) adalah proses pembuatan film, umumnya dalam arti film yang dimaksud adalah film yang ingin dipertontonkan ke halayak ramai atau film komersil. Pembuatan film melibatkan sejumlah tahapan-tahapan yang berbeda-beda termasuk cerita awal, ide, penulisan skenario, casting, pengambilan gambar, rekaman suara dan pra-produksi, pengeditan, dan distribusi film kepada penonton. Pembuatan film sudah berlangsung di banyak tempat di seluruh dunia dengan muatan konteks ekonomi, sosial, dan politik, serta menggunakan berbagai teknologi dan teknik sinematik.


Produksi film terdiri dari lima tahap:[1]

1.       Development
Tahap pertama yaitu pembangunan dan pengembangan ide-ide untuk film dibuat, pembelian lisensi atau hak pengguanan buku/ drama dll, dan penulisan skenario. Serta perencanaan dari mana danaan untuk proyek film harus dicari dan diperoleh.

2.       Pra-production
Pada tahap ini adalah tahap persiapan dan perencanaan syuting seperti perekrutan kru, catsting pemain, pemilihan lokasi, pembuatan set, dll.

Dalam pra-produksi, setiap langkah untuk membuat film harus dirancang dan direncanakan dengan cermat. Mulai dari membuat nama tim produksi atau perusahaan produksi (di Indonesia lebih sering disebut PH-Production House) dan penetapan kantor produksi. Pra-visualisasi film dibuat oleh sutradara dengan pembuatan storyboard yang ddapat dikerjakan oleh illustrator dan konseptor artistik. Perencanaan Anggaran pengeluaran produksi juga harus disusun dengan cermat. Untuk produksi besar, PH harus menyediakan asuransi bagi setiap yang terlibat untuk melindungi dari kecelakaan.

Kategori film, anggaran, menentukan ukuran dan jenis tim (crew) yang akan digunakan selama pembuatan film. Banyak film laris dari Hollywood yang mempekerjakan ratusan pemain dan kru, sementara film independen berbiaya rendah dapat dibuat oleh tim inti atau tim utama (skeleton crew – jumlah paling sedikit dari sebuah tim dalam mengerjakan pekerjaan tim) yang terdiri dari delapan atau sembilan (atau lebih sedikit). berikut adalah posisi-posi yang khas dari tim pembuat film:

1.       Produser film
o   Manajer Unit Produksi
o   Manajer Lokasi
2.       Desainer produksi
o   Desainer kostum
o   Desainer Rias dan Rambut
3.       Sutradara
4.       Asisten Sutradra
5.       Casting sutradara
o   Koreografer
6.       Pembuat Storyboard
7.       Director of photography (DOP) / Kepala Kameramen
8.       Tim Produksi Suara
o   Desainer suara
o   Boomer
o   dll
o   Komposer

3.       Production
Pada Tahap ini adalah bagian proses syuting atau pengambilan gambar untuk semua kebutuhan film termasuk pengerjaan soundtrack, dan elemen-elemen lain yang dibutuhkan.

4.       Post-Production
Tahap ini adalah video (gambar), suara, dan efek visual dari film yang direkam diedit dan digabungkan menjadi produk jadi.

5.       Distribution
Pada tahap ini adalah proses pendistribusian, pemasaran dan pemutaran film yang sudah selesai diproduksi baik di bioskop dan/ atau dirilis dalam bentuk home video (DVD, VCD, VHS, dll.)

UNSUR-UNSUR FILM
Sebetulnya, banya sekali unsur-unsur pembangun sebuah film. Berikut adalah sepuluh unsur yang dirasa paling penting. Unsur-unsur yang dimunculkan di sini kepentingannya adalah untuk membuat riview film.

1.       Plot (Jalan cerita)
Jalan cerita film memiliki alur yang jelas dan dapat diterima.
Jalan cerita harus dapat diterima oleh semesta film. Plot tidak harus rasional, yang penting ia dapat diterima.

2.       Daya Tarik
Film harus memiliki premis yang jelas dan menarik serta memilki nilai hiburan.

3.       Tema
Tema yang digunakan dalam film harus bisa diidentifikasi dan memiliki daya Tarik.

4.       Akting
Tokohnya multidimensi dan akting yang menyakinkan. Unsur ini menjadi penting karena terkait dengan menampilkan para tokoh dalam film. Tentu saja hal ini harus didukung dengan Teknik akting yang mumpuni untuk menampilkan para tokoh dalam cerita.

5.       Dialog
Dialog harus mampu membantu menyampaikan cerita yang sesuai dengan konteks. Karena film termasuk kedalam seni bercerita atau mendongen (sotrytelling) maka sebenarnya tidak bermasalah ketika film hanya berisi “talking head” menceritakan apa yang terjadi dalam gambar. Sama seperti plausibilitas, dialog harus mampu menyempurnakan konteks yang dibangun oleh gambar.

6.       Sinematografi
Sinematografi adalah Bahasa gambar yang konsisten dalam menyampaikan cerita. Di dalamnya banyak hal yang terlibat, seperti, kostum, tata rias, properti, set, dll.

7.       Editing dan Efek
Proses editing film harus mampu menyampaikan suasan (tone/picth) dari film serta penempatan efek teritegrasi dengan mulus pada gambar, baik itu visual efek (vfx) atau pun spesial efek (sfx).

8.       Tata Suara dan Musik
Film harus memiliki tata suara yang khas dan otentik serta musik dalam film juga harus harmoni dan menyatu dengan cerita.

9.       Penyutradaraan
Kemampuan sutradara dalam menyampaikan cerita dan mengerahkan seluruh kemampuan dalam menggarap film dan memaksimalkan film.

10.   Faktor “it”
Yang dimaksud faktor “it” dalam Film adalah,
-   film merupakan film satu-satunya, khusnya film-film original
-   tidak menyatu dengan kondisi saat film dibuat tapi mampu masuk melewati berbagi era.



[1] Steiff, Josef (2005). The Complete Idiot's Guide to Independent Filmmaking. Alpha Books. pp. 26–28.

No comments: