Showing posts with label cacatan harian. Show all posts
Showing posts with label cacatan harian. Show all posts

Monday, November 27, 2023

ANAM; PENYAIR (DARI) MASA DEPAN

Cacatan ini disampaikan pada Bincang Kreatif Karya Sastra Festifal Literasi Tangsel, 25 November 2023.

Sebelum melanjutkan membaca, siapkan kopi dan cemilan, paling tidak, obat mual. Karena tulisan ini bisa berdampak menjadikan pembaca mual. Satu lagi, abaikan judulnya.

Oh iya, sempatkan juga membaca tulisan saya sebelumnya yang ada di blog ini, jika berminat.

mari kita mulai.

-----------------------

Menanggapi situasi munculnya artificial Intelligence dalam format Chat GPT dan Chat Bot, nampaknya penulis harus waspada. Kian hari, Chat Bot ini bisa mengacam potensi dan posisi penulis. Semakin hari, pengguna Chat Gpt semakin banyak. Dengan sendirinya, otak utama Chat Gpt terisi dengan data yang semakin beragam. Terlebih jika si-pengguna Chat Gpt cerdas, maka dia akan semakin cerdas.

Jika kita menanggapi kehadiran Chat Gpt dengan benar, sebetulnya banyak faedah yang bisa dinikmati. Ia bisa menjadi kawan yang asik untuk berbagi ide, menggali ide, dan mengatasi writer's block. Artinya, kalau kita gunakan dengan baik, maka kita akan terbantu. Namun, jika tidak dimanfaatkan dengan baik, maka kita akan terlibas oleh para pengguna Chat Gpt. (bingung kan--- wkwkwk) Kemungkinan yang terlihat paling dangkal adalah orang yang menggunakan Chat Gpt akan produktif, bisa dengan cepat menuangkan ide kedalam bentuk tulisan. Ini keren, selama penggunanya keren. 

Ketika penggunanya biasa-biasa saja, maka karya yang dihasilkan dengan bantuan Chat Gpt juga akan biasa-biasa saja, bahkan jelek. Ini terjadi karena, Chat Gpt mempelajari habit dari penggunanya. Terlepas dari itu semua, dampak terbaik dari hadirnya Chat Gpt adalah bisa mendorong kreatifitas dan produktifitas. Kemudian bagaimana dengan dampak negatifnya? 

Saturday, May 27, 2023

KABAYAN, DUL GO INTERNATIONAL YANG TIDAK INTERNATIONAL; SEBUAH CACATAN

Cacatan disampaikan pada bedah buku Kabayan, Dul Go International Karya Nuraeni Martawisastra Djunaedi yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tangerang, 25 Mei 2022.

Sebelum membaca, sila siapkan dulu cemilan atau kopi atau benda lainnya yang bisa membuat tenang, karena tulisan ini bisa jadi memicu serang mual dan sebagainya. wakakaka.

Selamat membaca, dan mari kita mulai!!!

------------------------

Maaf, jika judul tulisan ini terasa terlalu bombastis. Tapi itulah adanya setelah saya berulang-ulang, mencoba membaca dan menelaah isi buku yang berjudul KABAYAN, DUL GO INTERNATIONAL karya Nuraeni Martawisastra Djunaedi. Tulisan lain dari Nuraeni bisa dibaca di sini.

gambar ini, dari sini.

Ketika berhadapan dengan sebuah buku, umumnya semua orang, atau mungkin hanya saya saja, impresi pertama selalu datang dari judul buku, kemudian sampulnya, meski dalam kepala selalu tertanam jangan menilai buku dari sampulnya. Tapi pada kenyataanya tetap saja, mata selalu menjajah pikiran lebih kuat.

Dari sampul yang kita lihat, kita dijajaki imajinasi yang kemudian memunculkan pertanyaan, apa isinya? Bahkan kadang-kadang yang sering terjadi, karena tampilannya tidak oke, kita tidak jadi membaca sebuah buku. Beruntunglah teman-teman tunanetra yang tidak pernah dijajah mata dan tidak pernah melakukan penilaian terhadap buku berdasarkan sampulnya.

Dihadapan buku dengan judul KABAYAN, DUL GO INTERNATIONAL, saya dibuat bingung. Selain karena bukunya menggunakan dua Bahasa, Inggris dan Indonesia dengan Inggris yang lebih dominan, saya juga bingung dengan bentuk tulisan yang tersaji dan siapakah sasaran pembaca tulisan dari buku ini.

Apakah buku ini adalah kumpulan puisi, kumpulan cerpen, novel, atau drama? dari empat bentuk yang saya sebut, mungkin hanya puisi yang kemungkinannya kecil. Meski puisi seringkali memiliki kebebasan menciptakan bentuk, tapi rasanya terlalu maksa untuk menyebut KABAYAN, DUL GO INTERNATIONAL sebagai kumpulan Puisi.

Begitu juga dengan bentuk yang lainnya. Pada sub judul dalam buku KABAYAN, DUL GO INTERNATIONAL yang jumlahnya ada 28 judul, tidak ada satupun yang bentuknya bisa disebut sebagai cerpen, novel, atau pun drama. Ini, jika kita mengikuti kaidah umum penulisan cerpen, novel dan drama. sebab secara teknis, bentuk penyajian tulisan tidak ada yang mendekat kesana.

Cerpen dan novel, seringkali disajikan dalam bentuk naratif deskriptif. Kemudian Ketika ada dialog para tokohnya, dialog disajikan dalam bentuk kutipan langsung. Sementara drama, dalam penyajiannya, cerita ditulis dalam bentuk dialog tanpa kutipan dan dengan narasi yang lebih sedikit.

Nah, yang terjadi pada buku KABAYAN, DUL GO INTERNATIONAL, penulis menggabungkan semua Teknik penyajian yang saya sebutkan, yang akhirnya menjadi tidak punya bentuk meski maksa bahwa itu adalah cerpen, sepertinya sulit.

Namun, jika kita mencoba maksa sisi baiknya, baiklah, kita anggap bahwa ini adalah bentuk baru. He-he-he-. Ini perlu kita apresiasiasi. Sebab, hanya sedikit orang yang mampu melakukan itu.

Dari bentuk yang kita terima, saya lebih senang menyebut tulisan ini sebagai sketsa. Jika pembaca sering menonton televisi, ada beberapa acara televisi yang bentuknya sketsa seperti tulisan dalam buku KABAYAN, DUL GO INTERNATIONAL. Misalnya acara adzab di Indosiar. Pada acara tersebut, seringkali diawali dengan ceramah, kemudian diberikan adegan penguat ceramah, dan terkahir sang ustadz memberikan kesimpulan. Itulah bentuk yang terjadi pada KABAYAN, DUL, GO INTERNATIONAL.

Dari 28 judul cerita dalam buku KABAYAN, DUL GO INTERNATIONAL, tidak semua bentuknya terasa aneh dan terasa maksa, ada juga yang bentuknya baik, misalnya Kabayan, as Badut Istana di halaman 37. Ini terasa seperti cerpen konvensional, akan mudah diterima pembaca dan menurut saya berpotensi go international jika dulis dalam Bahasa Inggris.

Pada judul tersebut, cerita mengalir begitu saja dengan akhir cerita yang bisa langsung diterima tanpa merasa aneh. Ini terjadi mungkin karena pola penyusunan plot dan struktur ceritanya baik. Sementara yang lainnya terasa maksa.

Pada cerita yang lain, misalnya dalam judul Selamatan Rumah, struktur plot cerita humor, di sini sangat bait. Antara premis, kemudian setup dan punch linenya berhasil. Sementara yang lainnya, jika mengikuti pola komedi yang baru saya sebutkan, pada punch line terasa tidak berhasil dengan baik.

Jika tulisan-tulisan pada KABAYAN, DUL GO INTERNATIONAL dimaksudkan sebagai humor yang lain atau labih jauh mau disebutkan sebagai komedi satir, ini juga masih terasa jauh. Sekalipun beberapa cerita misalnya dengan judul BAKAT cukup terasa satirnya.

Ada juga pada cerita lain lagi dengan judul COMERCIAL BANK, sketsa yang dibangun untuk mengkritisi sistem kredit bank terasa hambar.

 

DUL                : Sudah bertamasya, sudah belanja, jadi pusing kepala

KABAYAN      : Mengapa pusing kepala

DUL                : Hutang Yan

KABAYAN      : Iya hutang

DUL                :Pusing kepala mendadak hilang melihat karyawati bank, berpakaian rapi, wangi, cantik. Malah kalau bisa, sesring mungkin memberi tumpukan uang, setoran tagihan.

KABAYAN    : Iya. Ketika dia asik menghitung tumpukan uang kita juga asyik memandangnya tanpa dia sadari. Hehehe

DUL               : Uang pecahan kertas terkecil, biar lebih lama ngitung.



Dialog antara DUL dan KABAYAN soal hutang sepertinya akan enak jika ditutup oleh KABAYAN dengan kalimat, “ketika dia asyik menghitung uang, kita malah pusing menghitung hutang.” Pada kalimat ini, pembaca akan mendapatkan pesan mengenai hutang, kredit, dan sistem perbankan seperti dalam premis yang dibangun di awal cerita.

Terlepas dari semua yang sudah saya ungkapkan, harus kita akui bahwa penulis cukup canggih untuk menarik pembaca dengan mengambil nama tokoh KABAYAN yang sudah seperti legenda dan mitos bagi orang sunda dan tokoh DUL yang sudah melekat sebagai ikon Betawi meski yang membuat tokoh tersebut adalah seorang minang yakni Aman Datuk Madjoindo. Juga, kehadiran DEN BAGUS, yang oleh penulis diletakan sebagai warna budaya jawa. Ini menarik. Meskipun, sekali lagi, tidak terasa International, karena ketiganya tidak dibuatkan seting cerita yang berlatar luar Indonesia, dan berusaha melihat Indonesia dari luar. Hanya pada judul cerita WELCOME TO SINGAPORE saja, penulis berusaha melihat Indonesia dari luar.

Kehadiran buku KABAYAN, DUL GO INTERNATIONAL, terlepas dari kekurangannya, ini adalah sebuah Langkah berani dari seorang Nuraeni untuk mencetak tulisannya dan mengabadikan padangannya pada sekitar, pada apa yang ia rasakan, pada apa yang ia lihat dengan menjadikannya sebuah buku. Bagaimanapun, ditengah gempuran media digital, buku tetap lebih mewah. Meskipun, jangkauan media digital seringkali lebih luas dari buku. Seperti beberapa tulisan dalam buku KABAYAN, DUL GO INTERNATIONAL yang berbahasa inggiris, yang penulis sajikan di Blog. Justru potensi go internationalnya lebih tinggi dari pada buku yang ditulis dalam Bahasa inggris, tetapi diterbitkannya di Indonesia.

Pada KABAYAN, DUL, GO INTERNATIONAL, Penulis juga tidak berusaha untuk menggurui pembacanya. Ia menulis dengan apa adanya. Mengalir begitu saja. Sehingga tulisan-tulisan dalam buku KABAYAN, DUL GO INTERNATIONAL tidak menjadi berat. Pesan yang ingin disampaikan pun bisa dicerna dengan tidak perlu mengeryitkan dahi. Dan ini menjadikan buku ini menjadi bisa dibaca oleh siapa saja.

Selain itu, hal yang patut kita tiru adalah semangat menulis dari Nuraeni. Ditengah kesibukannya sebagai ASN, ia masih sempat dan menyempatkan diri untuk menulis. Ini susah dan tidak dimiliki oleh semua orang, tatapi bisa diikuti. Nuraeni, sampai disiini telah melakukan kerja untuk keabadian. Sebagaimana kata pram, “MENULIS ADALAH KERJA KEABADIAN”.

Akhirnya, saya ucapkan selamat atas kelahiran bukunya. Semoga terus hadir buku-buku yang lainnya, yang tentu saja lebih keren dari buku yang saya baca ini. Saya tunggu buku berikutnya.

Sekian. 

AKU CINTA PADAMU.
tulisan lain dari saya, Cek di sini.

Friday, October 7, 2022

CACATAN MENONTON ONE PIECE RED

 CACATAN MENONTON ONE PIECE RED

Halo pembaca, semoga kita semua dalam keadaan yang menyenangkan, seimbang dan tak kurang suatu apa pun meski situasi sedang tidak menentu. Hujan yang mulai asik dan terbiasa turun. Banjir yang mulai menghantui. Sakit pancaroba yang mulai mendera. Juga kejadian-kejadian yang tak kuasa kita tolak datang tak terduga. Semoga sehat-sehat selalu kita semua. Jangan lupa, seperti biasa, sebelum melanjutkan membaca, siapkan sedikit cemilan, kopi, atau rokok untuk menghilangkan mual Ketika membaca. Karena tulisan ini, tidak serius-serius amat. Hahaha ---

Setelah sebelumnya saya menulis pasca menonton film KKN yang tidak KKN, akhirnya saya memutuskan menulis catatan menonton lagi pada film ONE PIECE; RED. Walaupun sebenarnya setelah nonton KKN, saya banyak juga menonton film yang lainnya, baik di bioskop maupun di layanan streaming. Bukan berarti tidak menarik, dan tidak mengandung hal-hal yang bikin kesel, hanya saja, kegelisahan saya tidak memuncak.

Misalnya Film BEN DAN JODI, FILOSOSFI KOPI SERIES, kurang menarik apa? Atau film perjuangan seperti KADET 1947 meski belum sekeren MIDWAY yang juga gak epic-epic amat…kurang keren apa coba. Atau yang juga sama-sama hangat, sehangat kopi, MENCURI RADEN SALEH, dengan menyuguhkan tema pencurian dan terasa baru bagi film Indonesia tapi kemudian oleh penonton disebut-sebut mirip dengan MONEY HEIST, ITALIAN JOB, atau mungkin ARMY OF THIEVES, atau kisah sekelompok pencuri yang lainnya seperti RED NOTICE, OCEAN’S ELEVEN, OCEAN’S 8, THE TIEVES atau mungkin juga COLLECTORS yang ide pencuriannya hampir sama, mencuri benda seni berharga. Mereka semua menarik. Tapi setelah menonton film ONE PIECE; RED yang meski rating usiannya 13+, saya lebih memilih untuk membicarakan ini dulu.

Selain karena ONE PIECE; RED sebagai bagian dari perayaan 25 tahun cerita ONE PIECE berjalan sampai hari ini. ODA sang penulis menghadirkan tema-tema yang sebenarnya tidak terlalu asing juga. Hanya saja, ODA menyelipkan lapisan pesan lain yang mungkin perlu penelaahan ulang, menonton ulang, sampai akhirnya pesan itu diterima. Meski sebenarnya, tema semacam ini sudah tak terlalu asing dalam cerita one piece.

Baiklah mari kita mulai saja nyocot gak karuannya. Jangan lupa Tarik nafas dulu. Hahahaha. Selamaat membaca.

Monday, May 30, 2022

CACATAN MONONTON FILM KKN DI DESA PENARI; KKN YANG TIDAK KKN

 Hai para pembaca, semoga kalian selalu sehat!

Jangan lupa, seperti biasa, sebelum melanjutkan membaca tulisan ini, sila siapkan kopi, cemilan, dan rokok, juga obat mual. kalau-kalau tulisan ini membuat mual dan ingin muntah.

Der ah! 


Selamat Membaca.

Akhirnya, gue, aku, saya, hmm --- saya aja ya --- jadi bagian dari 8.3jt orang (berdasarkan wikipedia per 22 Mei) yang menonton film KKN di Desa Penari 2022 karya Mas Awi Suryadi secara setengah disengaja karena di XXI The Park Sawangan tidak banyak pilihan. Saat saya datang, hanya ada Doctor Strange, Top Gun, The Doll 3, dan Cinta Subuh. Kenapa yang dipilih KKN, karena trend, supaya nyambung kalau ada yang sedang nyinyir--kkkkkkk dan tentu usaha mencintai film produk lokal yang sedang berkembang pesat.

Sebelum jauh bercerita pengalaman menonton film KKN yang tidak KKN, film ini salah satu yang oke dari film Mas Awi yang pernah saya tonton seperti Mupeng (2008), Asmara Dua Diana (2009), Selendang Rocker (2009), dan Danur entah yang mana. Secara umum, film ini baik-baik saja. Tak terlalu banyak yang wah, juga tak terlalu banyak yang merusak mood untuk melanjutkan menonton.

Mari kita mulai ceritanya ---

Poster KKN DI DESA PENARI sumber IMBD

Sebagai penonton yang gak mau membandingkan cerita adaptasi dengan cerita aslinya atau bentuk awal cerita, film ini baik-baik saja. Karena pada film, tentu hal yang utama adalah tafsir dan kepentingan sutradara, penulis naskah dan produser. Terlepas dari kepentingan apa yang ingin mereka sampaikan, film ini masih bisa diikuti meski ada beberapa yang sedikit menggangu.

Mulai dari jalan cerita, meski terasa lambat dan memang panjang juga, yakni 121 menit, Film ini tidak membuat jenuh karena tidak mengandung informasi yang bertele-tele dan doble informasi. Dengan kata lain, cerita masih bisa diikuti. Kemudian, pemilihan pemain dan pembangunan karakter, terasa cukup-cukup saja, tak berlebihan dan pas-pas saja. Dalam hal ini, saya termasuk setuju atas pujian penonton pada usaha Aulia Sarah sebagai Badarawuhi dan Aghnin Haque sebagai Ayu/Dawuh. Aktingnya Adinda Thomas adek kelasnya Khiva Iskak atau mungkin muridnya dan mungkin pernah ketemu dan berguru ke Bang Harris Priadie Bah di LSPR, juga bagus. Semuanya aja lah disebut, Kiki Narendra, Tissa Biani, Achma Megantara, Calvin Jeremy, Fajar Nugraha dan Bang Diding "Boneng" Zeta juga cukup pas dalam memainkan perannya. Zombi atau iblis atau dalam cerita disebut sebagai anak hasil persetubuhan Badarawuhi dan Bima juga baik-baik saja. Selebihya oke.

oh Iya, ngomong-ngomong soal banding membandingkan, Saya jarang bahkan hampir tidak mau membandingkan cerita hasil adaptasi karena film ini bukan Biopic, bukan juga dokumenter. Juga kalau bukan untuk kepentingan kajian bandingan. Terlebih, film KKN ini bukan diadaptasi dari film juga. otomatis sudah jelas berbeda, karena medianya juga berbeda.

Sunday, May 15, 2022

HAI MA, SELAMAT ULANG TAHUN

Hai Ma, selamat ulang tahun

Foto pasca pentas Perampok 2014 - oleh Teater Kewajaran Kedua - GBB TIM 2014

Ternyata belum reda juga. Isi kepalaku semakin berantakan. Aku belum tahu bagaimana cara merapikannya seperti sebelumnya. Selalu ada celah untuk menjadi kacau dan aku kacaukan sendiri. Sekarang, setelah kamu pergi selamanya, aku belum tahu harus bagaimana.

Bukan hanya umurmu yang bertambah, ternyata aku juga semakin tua. Otot-otot tubuhku semakin mengencang tak lentur lagi. Aku sudah tak latihan dan gerak badan lagi. Dulu, saat kamu masih ada, kamu selalu mengingatkan aku untuk sehat, untuk selalu menjaga kondisi tubuh, sekarang, aku hampir lupa.

Aku masih ingat ma, pertemuan pertama yang tidak berkesan dan biasa saja. Tentu saja begitu. Kamu guru, dan aku tidak pernah kepikiran menjadi muridmu saat itu. Tapi entah angin apa yang kemudian membawaku kembali bertemu dengan mu. 

Thursday, April 14, 2022

SUDAH APRIL LAGI

Hi Para pembaca yang budiman ---

Terimakasih sudah mau membaca catatan dan cacatan saya di blog ini. 

Sebagai permulaan kembali, siapkan dulu cemilan, rokok -bila kamu peroko- dan obat anti mual lainnya. jaga-jaga setelah membaca tulisan ini, atau ditengah penulisan ini, nanti kalian menjadi mual dan ingin muntah. hahahahah

Selamat membaca.


Apa yang membuat bersedih?

Apakah kehilangan membuatmu bersedih?

Kehilangan semacam apa yang membuatmu bersedih?

Tiga pertanyaan ini menggangguku setiap waktu. Apakah benar, aku benar-benar sedang bersedih? apakah benar aku bersedih karena kehilangan?

Sudah sampai bulan April 2022, aku tak bisa menyimpulkannya. Hanya ada kekacauan di kepala. Kekacauan dalam menjalani hidup. kekacauan di mana-mana.

Thursday, March 3, 2022

TERNYATA DIA MAHLUK GAIB

Hai para pembaca yang budiman --- 

tulisan kali ini sedikit berbeda, aku punya sedikit kisah pernah bertemu mahluk gaib. tapi sebelum itu, teman-teman pembaca jangan lupa ngopi, siapkan cemilan dan obat mual...ya siapa tahu, cerita ini bikin mual dan mules.

Selamat Membaca.

TERNYATA DIA MAHLUK GAIB


Aku lupa kejadian tepatnya malam apa. Tapi samar-samar dalam ingatanku, itu kalau bukan malam kamis, ya malam jumat. Karena waktu aku smp, aku di asrama, dan biasanya, sering libur ngaji atau kegiatanya hanya sebentar biasanya di dua malam itu.

Wednesday, March 10, 2021

ISOLASI HARI TERAKHIR

SALAM

AKU CINTA PADAMU

Semoga kita semua selalu sehat, sehat, dan sehat! Semoga, teman, saudara, atau siapa pun yang belum sempat membaca ini, sehat juga. Jangan lupa, sebelum melanjukan membaca, siapkan sedikt cemilan, kopi, rokok, antimo, atau apapun yang bisa menghilangkan mual -- terlebih akibat dari membaca tulisan ini.

Salah satu pose berjemur selama isolasi

Selamat Membaca! Der--

Sejak divonis positif terkena Virus Covid-19 pada tanggal 26 Februari 2021, rasa percaya diri mendadak menurun tergantikan rasa curiga dan tidak percaya pada kenyataan. Bukan tanpa alasan, rasa tidak percaya muncul bersumber pada kenyataan bahwa saya merasa baik-baik saja. Tidak memiliki kondisi seperti yang dialami oleh orang lain yang juga terdampak. Padahal jelas, hasil pemeriksaan PCR menyatakan saya positif.

Bahkan, kecurigaan tergila yang ada dikepala adalah, saya dikonspirasi. Karena saya sehat, saya dinyatakan positif saja, toh kalaupun saya tidak melaksanakan protokol kesehatan dan melakukan isolasi, saya akan baik-baik saja, dan tidak membahayakan orang lain. dengan begitu, tim pengawas masih bisa mendapatkan dana bantuan karena di daerahnya ada yang positif. --- GILA---- sampai kesana saya berfikir. 

Friday, February 5, 2021

BULAN YANG TERLEWATKAN

Salam

AKU CINTA PADAMU

Tulisan ini dibuat untuk mengingatkan bulan yang terlewatkan dengan tak produktif. Tapi sebelum lanjut membaca, alangkah baiknya jika pembaca mempersiapkan diri seperti biasanya, menyiapkan camilan anti mual--- karena bisa jadi, tulisan ini hanya akan membuat kamu mual dan muntah atau berujung marah-marah. Oh iya, jangan lupa siapkan kopi dan rokok---- karena kebahagian para "kopitalis" -memminjam istilahnya Hendri Yetus Siswono- adalah apapun aktifitasnya, JANGAN LUPA NGOPI.

selamat membaca

hanya sedikit orang yang memahami antara cita rasa dan ketakmampuan (dok. pribadi)

Thursday, December 31, 2020

CACATAN AKHIR TAHUN 2020

 

SALAM

AKU CINTA PADAMU

 


Catatan cacatan ini, ditulis pada 31 Desember 2020 --- tidak untuk apa-apa, saya hanya ingin mengingat sesuatu, bahwa saya pernah menuliskan ini.

Sebelum melanjutkan membaca, saya doakan, semoga kamu dan kita semua selalu sehat – serta pandemi Covid 19 sialan ini segera berakhir karena kita sudah berada di ujung tahun 2020 dan segera berganti 2021. Oh, iya jangan lupa, siapkan dulu kopi, rokok, atau apa saja yang dapat mengurangi rasa mual akibat membaca tulisan ini --- jreng!!!

 

Tuesday, December 15, 2020

MERAYAKAN DESEMBER 2020

SALAM.

AKU CINTA PADAMU.

gambar pemanis ini berserakan di WAG, dan lain-lain maafkan kami Oda Sensei

Hai pembaca yang Budiman!—semoga kalian sehat selalu. Bagi yang sedang tidak sehat dan masih sempat membaca ini, semoga lekas sehat, dan segera kita semua terbebas dari padi covid-19 sialan ini.

Oh iya, sebelum melanjutkan membaca, jangan lupa, siapkan kopi, rokok, cemilan, atau sekedar antimo, kalau-kalau terjadi mual Ketika membaca ini. Selamat membaca, dan mengacaukan pikiran.

Tuesday, September 22, 2020

PERTUNJUKAN HARUS TETAP BERLANGSUNG

 

Gambar pemanis, jepretan sendiri waktu pentas di Malaysia

Menjalani hidup dimasa sekarang ini banyak yang serba salah dan serba membingungkan. Ada banyak hal yang harus dibarukan, mulai dari cara pandang pada hidup, cara menjalani dan menyikapinya, dan cara bertahan. Mungkin, banyak sudah dari kita semua yang merasa gamang, lesu, kesumat dan mungkin juga putus asa. Tapi, ada juga yang sudah menemukan cara baru dan kemajuan-kemajuan baru yang sudah bisa dinikmati.

Pandemi Corona Covid-19 ini memang sialan. Mau sok tidak percaya dan cuek-cuek saja seolah tidak berbahaya karena TBC masih unggul sebagai penyakit menular dan mematikan, ada tetangga dan keluarga yang terkena dan bahkan meninggal. Mau percaya dan pasrah begitu saja pada kenyataan, perut lapar, dan tagihan berdatangan ke rumah tanpa henti. Sungguh, situasi ini sangan an-nyeng pisan lah. 

Wednesday, April 29, 2020

ANTARA MUDIK, PULANG KAMPUNG, DAN RUANG HENTI

Salah satu sisi ruang henti ketika mudik -  Jembatan Panjang antara Bandung - Cianjur (kolpri)

SALAM
AKU CINTA PADAMU


Selamat membaca, selamat menikmati sesampahan dari isi kepala yang tidak pernah terstruktur dan melompat-lompat ---

Jangan lupa, siapkan sesajen anti mual saat membaca ini, dan tentu saja jangan lupa ngopi dan jaga kesehatan!!!

Sunday, April 12, 2020

SETELAH 28 HARI


SETELAH 28 HARI
sebuah cacatan harian

ini foto 6 tahun silam.

Tulisan ini dibuat masih hari Minggu, tanggal 12 bulan April 2020. Hari ini adalah hari ke-28 berada di rumah, bekerja dari rumah. Sempat beberapa kali maksa ke luar dari radius 100 meter, ke kampus, ke rumah sakit, ke pegadaian, ke tempat orang meninggal, ke mertua, ke atm.

Sebenarnya, rasa takut terhadap virus ada, ditambah kondisi badan yang sepertinya sudah mulai rentan terhadap penyakit. Tapi masih pura-pura tidak takut dan berusaha menenangkan diri. Rasa takut yang lebih menakutkan adalah bukan terhadap virus, tapi pada suasana yang tiba-tiba nampak sepi namun ramai. Seperti dalam adegan film ketika mengendap-ngendap melewati zombie, zombienya pura-pura tidak melihat. --wak!--

Sunday, May 12, 2019

Judul Judulan


Menyimpan kenangan itu beban, tapi berbagi kenangan adalah kebahagiaan

Sudah dua hari ini aku beres-beres rumah. Merapihkan benda-benda dan menata ulang beberapa letaknya. Sebagian besar benda yang ditata ternyata banyak yang berasal dari masa lalu...aikh...ada foto masa-masa SMA dan SMA...ada surat-surat juga...anjrit...akhirnya segala kenangan yang berkaitan dengan benda-benda yang lainnya datang silih bergantian. Beres-beres jadi tak selesai karena malah sibuk mengingat dan menikmati peristiwa dalam kepala dan ingatan.

Tuesday, May 7, 2019

Memperpanjang Usia



...kemudian saya punya dugaan, ketika pembaca yang budiman datang kehalaman ini sebagian berbekal pikiran, di sini akan ada semacam tips atau formula untuk memperpanjang usia...

Friday, May 3, 2019

B A N G U N P A G I A D A L A H K E W A J A R A N H I D U P



sumber gambar : media.istockphoto.com
Gambar hanya pemanis


Membangun sebuah kehidupan bukanlah perkara yang mudah, terlebih menjaganya agar tetap hidup, seimbang dan wajar. Setiap segala sesuatu, untuk menacapai kewajaran, ia harus utuh. Seperti halnya dalam kehidupan manusia yang terdiri dari ruh dan badan yang harus berjalan berbarengan. Artinya, antara ide dan perbuatan berjalan saling menopang dan berbarengan. Antara keinginan dan usaha untuk mewujudkannya berjalan saling berbarengan dan saling menopang. Sehingga lepaslah kita dari kemalasan yang oleh Rendra disebut sebagai daya mati, dan usaha menyatukan antara ruh dan badan adalah daya hidup.

Salah satu usaha untuk melatih daya hidup kita, manusia, adalah memiliki disiplin dalam hidup  yang bisa kita usahakan melalui melatih diri menjalankan rutin pribadi, dan rutinitas harian. Sebab sejatinya, setiap manusia harus memiliki rutinitas yang terjaga dan tetap berlangsung. Menetapkan sebuah rutinitas dalam hidup bukan berarti tidak ada kebebasan berekspresi dan menanggapi keadaan secara genuin, seketika, dan apa adanya. Rutinitas adalah untuk menjaga keseimbangan dalam hidup dan benteng dari kemalasan yang selalu mendera.

Untuk melatihnya, hal tersederhana dan sekaligus terberat yang bisa dilakukan adalah bangun pagi sebelum matahari terbit. Mempersiapkan diri menyabut matahari terbit. Ketika matahari terbit, kita sudah siap beredar dan menjalan rutin serta kegiatan lainnya. Ini nampak sederhana dan gampang, namun pada prakteknya kita akan menghadapi kemalasan yang lebih dahsayat, permakluman pada diri sendiri dengan segerombolan alasan yang nampak logis. Sangatlah berutung, orang-orang yang taat beragama yang dalam agamanya memiliki rutin setiap pagi, khususnya orang islam yang punya ibadah sholat subuh.

Bangun pagi, selain bisa kita jadikan latihan untuk diri sendiri sebagai rutinitas dan benteng dari kemalasan, juga merupakan usaha mewajarkan diri dan mensejajarkan diri dengan kewajaran alam semesta dan hukum alam. Seperti rutinitas yang ada di alam semesta. Ada matahari yang selalu terbit setiap pagi dan terbenam di senja hari, adalah keseimbangan dalam perputaran tata surya dan kehidupan semesta. Begitu juga dalam kehidupan kita sehari-hari.

2016

Thursday, May 2, 2019

Menolak Tidak Produktif


Menjadi tidak produktif itu adalah suatu kesia-siaan hidup.
“Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever.” ― Mahatma Gandhi



Beberapa tulisan yang sudah hadir dan akan hadir adalah re-post saja dari web sebelumnya. Tahun 2016, saya punya web pribadi tempat saya menulis banyak hal, tapi kemudian webnya bangkrut dan belum bisa bangkit lagi. Agar tulisannya tetap bisa dibaca, maka, saya re-post lagi di sini. Upaya ini dilakukan agar saya produktif kembali. khususnya melatih diri dalam menulis.

Bagi saya ini adalah salah satu cara menolak untuk tidak produktif. Tercatat, sepanjang 2017-2018, saya tidak menulis. Tak pula menghasilkan karya yang lainnya. saya tidak tahu kenapa, barangkali ini lah yang disebut cacat, atau dalam bentuk jamaknya cacatan -sekumpulan cacat. weeee

Sebagai pemalas, keadaan semacam ini wajar-wajar saja toh....malas berkarya, malas bekerja, atau jangan-jangan malas hidup. Sampai-sampai, setiap hari, saya hanya melakukan kegilaan -melakukan hal yang sama secara terus-menerus- kata Einstein. Sebab kalau tidak ada "kegilaan" mana mungkin seseorang akan menyapu lantai setiap hari, mengepel setiap hari, mandi setiap hari, makan setiap hari, merokok setiap hari, minum setiap hari, bahkan sampai ada yang diatur jadwalnya beserta urutan waktunya....memangnya tidak bosan???

Tapi ya sudah, itulah kegilaan masing-masing dengan segala macam ukuran dan kadarnya. Sebab, juga barangkali ada yang menyebut bahwa rutinitas adalah usaha mendisiplinkan diri agar tetap waras dan tidak pikun. Nah loh, mana yang betul??? yang betul adalah, segera tinggalkan tulisan ini, kembali pada rutinitas masing-masing. 

Dan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional ini, 2 Mei 2019, saya ingin mengajak saudara-saudara untuk,

1. Sesekali, belajarlah untuk tidak malas dari pemalas
2. Sesekali, belajar waras dari orang gila
3. Sesekali, belajar disiplin dari orang yang tidak disiplin
4. Jangan belajar sukses dari orang yang sudah sukses, belajarlah dari yang masih berjuang dan yang gagal.

sudah...mandi sana...atau ngopi paling tidak... 

Wednesday, May 1, 2019

JAMURESI #4


JAMURESI #4
Gembyung dalam kenangan

Gembyung; Suber Foto: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id


Kesenian Gembyung adalah seni musik yang dikembangkan dari seni musik Terbang yang sudah membumi di pesantren-pesantren di sekitar Cirebon. Gembyung dimainkan dalam upaca-upacara keagamaan dan pesta rakyat lainnya. Di Jamuresi, Gembyung biasanya dimainkan untuk mengiri marhabaan keliling dan sukuran-sukuran lain di rumah-rumah warga.

Gembyung di Jamuresi berwaditrakan Terbang, Kendang, Goong dan Kecrek. Pemainnya kurang lebih sembilan orang dengan satu orang solis atau vokalis. Lagu-lagu yang dimainkan biasannya shalawatan dari kitab al-Barjanji dengan nada khas Sunda, atau sesekali mereka menyayikan lagu sunda yang isinya berupa amanat atau hikmah keislaman.

Sebagai seni musik bernuansa Islami, Gembyung diduga masuk ke Jamuresi berbarengan dengan membuminya Islam di Jamuresi. Islam masuk dan diajarkan di Jamuresi oleh salah seorang yang diduga murid Sunan Kalijaga dari Cirebon. Sehingga sedikit wajar jika ia mebawa serta tradisi yang sempat ia lakukan di Cirebon dibawa serta ke Jamuresi.

Namun sayang, perubahan arus kebudayaan di Jamuresi terlampau deras dan mudah sekali berubah. Sejak listrik pemerintah masuk ke Jamuresi, Gembyung hilang begitu saja. Kalau pun ada usaha menghidupkan kembali Gembyung Jamuresi, sepertinya akan sulit. Selain para pemainnya sudah banyak yang menjadi nisan, kesenian ini hilang begitu saja seperti tertiup angin dan belum sempat diturunkan pada generasi berikutnya. Begitu pula dengan marhabaan keliling, sudah mulai pudar pula.

Banyaknya kerarifan lokal yang hilang dari Jamuresi menjadi salah satu bukti bahwa pemerintah Ciamis kurang perhatian terhadap kesenian dan kebudayaannya sendiri. Mungkin tidak hanya di Jamuresi yang terletak jauh dari pusat pemerintahan, tapi juga terjadi di tempat lain di wilayah Ciamis. Bukan hanya dulu, sekarang pun pemerintah Ciamis masih kurang perhatian terhadap kebudayaan lokal dan segala macam peninggalannya. Bukti lain adalah pembangunan gedung kesenian yang tidak sesuai kebutuhan dan terbengkalainya beberapa situs cagar budaya seperti ‘batu tulis multizaman’ di Citapen desa Sukajaya.

Tentu saja, besar harapan saya, dari yang tidak saya ketahui, masih ada keinginan untuk melakukan perubahan untuk Ciamis yang lebih baik setelah ditinggal oleh Pangandaran.


2016

Tuesday, April 30, 2019

MENJAUH


M E N J A U H

Apa yang ada dalam kepalamu ketika kenyataan dan cita-cita semakin menjauh dan berjauhan?
juga Apa yang kamu lakukan mendapati diri terkurung dalam kenyataan tetapi tak berdaya menjawab persoalan?

Catatan ini adalah saksi atas cacatan diri yang semakin hari semakin menampakkan kemenangannya. Sementara aku, hanya berjuang untuk menunda kekalahan saja sudah tak mampu.

Hari Kemarin, Senin, hari ini Selasa 30 april 2019, pukul 01.46 waktu laptop, aku mendapati diriku dalam keadaan tidak nyaman. Tidak nyaman atas peristiwa yang menurutku juga tak berdampak apa-apa pada hidupku secara langsung. Tapi aku tahu, kejadian dan pertistiwa hari Senin kemarin, selain merayakan Hari Puisi, juga penutupan haul Danarto di UIN Jakarta, akan berdampak bagiku dikemudian hari hari. Lengkap sudah, rangkaian acara selama satu minggu di UIN jakarta tak satupun yang aku hadiri, padahal jelas, setengah dari hidupku berkecipung dan bersinggungan dengan dunia semacam itu, puisi, sastra, apresiasi sastra, kesenian...dan hari ini, menjadi bukti, jiwaku semakin menjauh dari itu semua, sementara badanku tertinggal. eh, terbalik ya....tak. Malah lebih dekatnya, keduanya.

Sungguh, ini semacam kemalangan yang hadir menimpa berkali-kali. Terseret dalam kewajaran hidup, namun terlepas dari cita-cita dan tercabut dari akar adalah menyakitkan. Betapa tidak, sementara ragaku "seolah-olah" berperan menopang cita-cita, namun tanpa daya dan upaya aktualisasi diri. Aku terkurung imajinasi dan malah asik sendiri, sementara kenyataan tak pernah aku tengok dan aku rawat.

Catatan ini, menjadi saksi atas cacatan diri yang semakin hari semakin menang. Sementara aku, menunda kekalahan saja tak mampu.

Di kemudian hari, sementara nanti kita berada di masa depan yang entah, tulisan ini akan mejadi jawaban, apakah aku kembali pada cita-cita saat ini, atau cita-cita sudah aku ganti dengan yang lain. Tidak tahu.

Selamat menikmati kekalahan melawan waktu dan kewajaran.