Hi Para pembaca yang budiman ---
Terimakasih sudah mau membaca catatan dan cacatan saya di blog ini.
Sebagai permulaan kembali, siapkan dulu cemilan, rokok -bila kamu peroko- dan obat anti mual lainnya. jaga-jaga setelah membaca tulisan ini, atau ditengah penulisan ini, nanti kalian menjadi mual dan ingin muntah. hahahahah
Selamat membaca.
Ini foto Ema, bulan Juni 2020 - kiriman Sahat |
Sampai saat ini, aku belum tahu harus apa. Aku hanya mengalir tanpa arah. Aku gundah dan bingung harus apa. Ada banyak persoalan dalam kepalaku yang belum selesai dan menguap bagitu saja. Berbuat A bingung, berbuat B bingung, Berbuat C tambah bingung dan runyam.
Aku sudah berfikir untuk pergi ke psikiater atau psikolog, tapi belum sempat. Dulu, waktu Ema masih ada, aku hanya merasa cukup bercerita padanya, dan itu terasa plong, tak terlalu menumpuk di kepala. Meskipun kadang-kadang hal yang aku ceritakan hanyalah fantasi yang muncul di kepala dan tak pernah aku eksekusi jadi apa-apa selain diceritakan saja.
Aku tidak tahu itu apa, tapi kalau habis cerita ke Ema, seolah-olah, segala macam beban di pikiranku berkurang. Sekalipun, dalam perjalanan pulang, atau ketika telepon di tutup, mereka muncul lagi dan membuat cerita dalam kepalaku lagi.
Sesekali memang asik mengikuti jalan ceritanya, tapi jika terlalu sering, yang sudah aku alami adalah membahayakan diriku. Aku pernah nabrak, jatuh dari motor, dll. hanya karena mengikuti ceritanya, yang sering muncul dalam keaadaan butuh konsentrasi tinggi.
Bercerita pada Ema, kadang-kadang bisa mengurai semua itu--- dan kini aku tidak tahu bisa bercerita pada siapa --- Semoga teman-teman pembaca bisa mendengarkan kisahku. Terimakasih.
Semoga, tulisan ini, terutama bisa menjadi permulaan, aku mengurai kekusutan di kepalaku.
Sampai jumpa di cerita berikutnya.
Salam
Aku Cinta Padamu.
No comments:
Post a Comment