SALAM.
AKU CINTA PADAMU.
gambar pemanis ini berserakan di WAG, dan lain-lain maafkan kami Oda Sensei |
Hai pembaca yang Budiman!—semoga kalian sehat selalu. Bagi yang sedang tidak sehat dan masih sempat membaca ini, semoga lekas sehat, dan segera kita semua terbebas dari padi covid-19 sialan ini.
Oh iya, sebelum melanjutkan
membaca, jangan lupa, siapkan kopi, rokok, cemilan, atau sekedar antimo, kalau-kalau
terjadi mual Ketika membaca ini. Selamat membaca, dan mengacaukan pikiran.
Setelah tulisan saya di blog ini terakhir dipublikasikan pada bulan September lalu, saya tidak menulis lagi. Karena saya sejatinya tidak menulis, hanya nyocoto dan mencatat kecacatan saja. Catatan itu pun hanya memposting ulang saja dari tulisan lama yang pernah saya publikasikan pada web pribadi yang sudah bangkrut.
Sepanjang Oktober-November,
banyak sekali peristiwa yang saya, dan kita alami bersama. Entah itu ada yang
bersamaan, atau mungkin kemiripan peristiwa, yang saya yakin, di bulan ini,
desember, kita patut merayakannya. Terserah, entah kebahagiaan, atau penyesalan,
yang penting, kita rayakan saja. Anggap saja sebagai evaluasi sederhana dari
apa yang sudah kita lewati.
Oh, iya, saya tidak akan
menyampaikan bagaimana caranya mengevaluasi, karena saya bukan ahlinya, dan
masing-masing dari kita punya cara sendiri-sendiri dalam mengevaluasi kelakukan
kita. Pada kesempatan ini, saya ingin meceritakan kegoblogan isi pikiran saya
belakangan ini yang sedang ngawur dan tidak jelas.
Ya, beberapa bulan ini, saya sedang
banyak keinginan. Sebagian keinginan itu, sejatinya, bisa dapatkan dengan mudah
dan instan. Tapi, gobloknya, saya mampu meredam dan mereduksi keinginan
tersebut sampai akhirnya belum tercapai sampai saat saya menuliskan ini kecuali
keinginan menulis di sini lagi.
Misalnya, yang paling sederhana,
saya ingin sekali punya lampu untuk kebutuhan shooting untuk konten Youtube
-ceritanya sok-soan jadi youtuber, meski sudah terdaftar sejak tahun 2007 tapi
subcribernya masih di bawah 500, naas--. Harga lampu itu ada yang tidak mahal, dan
bisa di dapat dengan mudah. Nah, di sinilah kegoblokannya muncul --- saya
bilang pada diri sendiri, ah, itu bisa diakali dan dibuat sendiri, mudah kok---
hasilnya??? Mencoba membuatnya dan sampai saat ini, belum selesai dan terancam
tidak tuntas--- ahahahaha--- ujung-ujungnya, membuat konten Youtube tidak
jalan, lampu untuk shooting tidak ada dan tidak jadi, akhirnya curhat seperti
sekarang ini. Anying!
Di aman kira-kira salahnya? Apakah
pada keraguan untuk membeli lampu yang murah? Apakah keraguan dan ketakmampuan
dalam membuat konten Youtube apa adanya dulu seperti youtuber lain, atau
overconfident selalu bisa melakukan DIY? Atau malas saja? Sungguh, peristiwa
semacam ini bukan sekali dua kali dalam hidup saya. Ini selalu berulang,
berulang, dan membuat lubang yang tak pernah tertambal dalam jalan hidup.
Begitu juga pada bidang yang lain
--- banyak sekali yang tak saya tuntaskan --- dan ini salah satu cacat yang sangat
sulit saya obati dan saya terapi --- sudah bertahun-tahun saya mencoba
meperbaikinya, bertahun-tahun pula melakukan hal yang sama dan tak pernah jera
karena objek, situasi dan maslahnya selalu berbeda.
Benar kata Rendra, orang itu butuh rutin, karena rutin menjaga disiplin dan daya hidup yang berkualitas.
Apa betul, saat ini saya tidak
punya rutin sebagai latihan pribadi? Oh iya, bagaimana dengan kamu? Apakah kamu
mengalami nasib dan peristiwa yang mirip dengan saya? Bagaimana kamu menyelesaikannya?
Saya tidak tahu, apakah curhat
akan cacatan yang dicatat semam ini bisa berpengaruh di kemudian hari—entah. Saya
hanya ingin menuliskannya, sebagai luapan isi kepala yang sudah mulai kotor dan
dipenuhi sampah. Selain sampah dari dalam diri sendiri, juga banyak sampah dari
luar yang mampir di kepala dan mengotori pikiran.
Bagaimana tidak, coba buka media daring----
asu!!!--- kalau bukan kegaduhan politik, sosial, dan ekonomi, pasti isinya yang
bikin gaduh diri sendiri, sperti mba-mba motok, obat peninggi badan, obat kuat,
pelangsing, pemutih, gadget baru, fashion modis dan model terbaru, dan masih
banyak lagi yang mungkin bagi Sebagian orang yang sama seperti saya hanya bisa
menelan ludah sambil tetap memandangi layar gadget tanpa berbuat apa-apa, hanya
menghabiskan rokok dan kopi saja yang juga entah bisa bayar atau tidak.
koleksi pribadi -- hanya pemanis saja |
Situasi semacam itu ternyata membuat saya semakin tidak produktif dan terasing. Terasing dari kenyataan dan terasing dari diri sendiri. Ini yang bahaya, terasing dari diri sendiri. Barangkali, saya, kamu, kita, atau entah siapa, suatu hari nanti sampai pada titik tak lagi mengenali diri sendiri, dan tak lagi mengenali kemampuan diri yang sesungguhnya. Hanya karena kita telah menjadi budak dari sebuah dunia yang tidak siap kita terima.
Pernah, suatu Ketika, saya
berfikir, jangan-jangan yang gaduh hanya diri saya, atau hanya di dunia daring
saja. Sementara dunia nyata yang kita pijak dan kita hirup udaranya dan kita kencingi
tanahnya baik-baik saja? Atau sama saja dan bahkan sudah lebih parah dan taka
da harapan lagi hingga akhirnya kita bertemu di sini sebagai bentuk pelarian
dan perlindungan?
Semua bisa saja terjadi—
jangan-jangan saat ini kita terutama saya, tak lagi bisa membedakan yang mana
yang nyata dan yang mana yang maya. Semua sudah tercampur, antara kenyataan dan
khayalan tak lagi ada batas yang jelas. Setiap detik, kita diharu biru
peristiwa-peristiwa yang tak jelas kebenarnya, masuk ke alam bawah sadar kita. Masuk
ke ruang-ruang rahasia dalam kepala dan dada kita, sebab kita tak bisa
melepaskan diri dari dunia maya dan enggan hijrah dari dunia nyata.
Barangkali, saya terseret arus
yang tak bisa dikendalikan dan dilawan. Sementara kaki masih berpijak pada
dunia nyata dan tak pernah berajak untuk melakukan perubahan. Ah…sudahlah asu
Bulan Desember ini serasa menjadi
kesumat. Capaian sepanjang 2020 tak bisa terbaca—entah ada atau tidak --- tapi
tak masalah --- kita tetap harus merayakan Desember ini. Desember kelabu kek, Desember
Ceria kek --- selamat mejalani dan menikmati Desember--- sampai jumpa di
sesember 2021 dan semoga sudah tanpa corona sialan ini.
Sampai lupa, rokokku harus aku
nyalakan lagi dan kopi sudah menjadi dingin.
SALAM
AKU CINTA PADAMU.
No comments:
Post a Comment