Thursday, April 2, 2020

CERITA BERBINGKAI DAN CERITA BINATANG


SALAM!
AKU CINTA PADAMU

Gerbang Tugu Surabaya, ingat foto hanya pemanis (koleksi pribadi)

Pembaca yang Budiman. Semoga kita semua selalu berbahagia, selalu sehat, selalu dan selalu sehat. Saudra-saudara kita yang sedang sakit, semoga lekas sembuh dan bisa berkumpul lagi dengan kita untuk ngopi bareng. Caiyoo---Ganbate

Pada tulisan kali ini, saya ingin sedikit mengutarakan mengenai cerita berbingkai (Frame stories) dan cerita binatang. Semoga tulisan ini menjadi pembangkit dan penyebab terjadi kehausan akan ilmu pengetahuan pada pembaca. Selamat membaca.


CERITA BERBINGKAI

Cerita berbingkai merupakan bagian a story within story (cerita dalam cerita). Ia merupakat perangkat sastra yakni ketika tokoh dalam narasi sedang menceritakan sebuah cerita. Cerita dalam cerita ini sebenarnya bisa dipakai pada semua jenis narasi, cerpen, novel, puisi, film, drama, lagu, esai, dan filosofi.

Cerita berbingkai, atau jugas sering disebut sebai cerita dalam cerita. Umumnya, cerita berbingkai ini berbentuk hikayat, seperti yang paling terkenal, Hikayat Seribu Satu Malam, Hikayat Bayan yang Budiman, dan Hikayat Bakhtiar. Kita ambil contoh, pada hikayat seribu satu malam, cerita utama adalah mengenai Syahrayar dan Syahrazan, kumudian, syahrazan bercerita sepanjang seribu satu malam, misalnya menceritakan Qais dan Laila yang kemudian dikenal sebagai Laila-Majnun, Abu Nawas, Aladin, dan masih banyak lagi.

Cerita berbingkai ini sejatinya bersasal dari India, namun masuk ke dalam kesuasastraan Melayu melalui Arab Parsi, sehingga, gaya dan pengaruh yang lebih kuat pada cerita berbingkai Melayu dan Nusantara lebih banyak didominasi oleh pengaruh agama islam dari pada pengaruh Hindunya.

Stuktur cerita berbintang umumnya terdiri atas cerita inti dan cerita sisipan. Kemudian penokohannya terdiri atas tokoh manusia dan tokoh binatang. Tokoh manusia pada cerita berbingkai bisa beragam, ada yang dari istana, ada pula yang dari rakyat jelata. Sedangkan tokoh binatang bersifat personifikasi. Contoh cerita berbingkai di nusantara bisa kita temukan dalam cerita-cerita seperti Petani dan Monyet, Petani dan si Kancil, dan lain-lain.

Sifat cerita berbingkai adalah adanya sisipan atau tambahan di dalam cerita utama untuk menguatkan cerita utama dan umumnya di luar dari cerita utama, bersifat romantik, banyak mengandung kiasan dan sindiran, sering menggunakan karakter binatan, banyak keajaiban, banyak perjalanan ajaib, benda ajaib, serta tajuk cerita menggunakan tokoh utama kemudian memunculkan cerita baru. Lengkapnya bisa dilihat di sini, >>>>http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/node/2285.


CERITA BINATANG

Cerita Binatang atau ada yang menyebutnya sebagai Fable adalah salah satu jenis karya sastra, cerita fiksi yang ringkas, dalam prosa atau syair, yang menampilkan binatang, makhluk legenda, tanaman, benda mati, atau kekuatan alam yang antropomorfis, dan yang menggambarkan atau mengarah pada pelajaran moral tertentu, yang pada akhirnya dapat ditambahkan secara eksplisit sebagai peribahasa atau ungkapan.

Fabel berbeda dengan cerita perumpamaan. Cerita perumpamaan tidak menceritakan binatang, tanaman, benda mati dan kekuatan alam sebai pelaku yang menerima kekuatan Sebuah dongeng berbeda dari sebuah perumpamaan dalam mana perumpamaan yang terakhir mengecualikan binatang, tanaman, benda mati, dan kekuatan alam yang berbicara atau kekuatan manusia.

Fabel umumnya bisa ditemukan di semua negara, karena ia bersifat lisanan atau masuk ke dalam kategori sastra lisan yang diturunkan atau disebar luaskan dengan cara dituturkan.

Sedikit berbeda, pada cerita binatang secara khusus, ia umumnya muncul dari cerita cerita berbingkai sebagaimana saya tuliskan di atas. Dalam ke susastraan lama, banyak cerita binatang yang secara khusus muncul dari cerita berbingkai, namun ada juga yang berdiri sendiri sebagai fabel.

Sampai di sini dulu, sampai jumpa lagi pada tulisan berikutnya.

AKU CINTA PADAMU
SALAM!

No comments: