Menyimpan kenangan itu beban, tapi berbagi kenangan adalah kebahagiaan
Sudah dua hari ini aku beres-beres rumah. Merapihkan benda-benda dan menata ulang beberapa letaknya. Sebagian besar benda yang ditata ternyata banyak yang berasal dari masa lalu...aikh...ada foto masa-masa SMA dan SMA...ada surat-surat juga...anjrit...akhirnya segala kenangan yang berkaitan dengan benda-benda yang lainnya datang silih bergantian. Beres-beres jadi tak selesai karena malah sibuk mengingat dan menikmati peristiwa dalam kepala dan ingatan.
Berempat 2001... Kamera Canon Mate F 3.5 |
Bagaimana tidak, masa remajaku bukanlah masa remaja anak masakini yang bisa abadikan di internet dengan mudah seperti ini. Atau sekedar momen yang diabadikan dengan foto, sekarang begitu mudahnya. Dulu, mungkin disekolah bisa dihitung dengan jari, siswa-siswa yang memiliki akses alat dokumentasi atau memiliki kamera foto. Aku termasuk salah satu yang berutung memilikinya. dan ternyata, memilikinya adalah menjadi agen penyimpan kenangan...
Dari semua foto yang ditemukan saat beres-beres, ternyata banyak foto dan isi klisenya berisi si A yang berfose dengan si B, ada si C sedang bergaya, ada si D dengan Si A, sementara Aku...anjriiiiittt....jarang sekali ada Fotonya...selain belum terkena sindrom selfie, aku waktu itu masih senang sebagai juru foto.
DIAZ...sahabatku, Foto 2004...sudah digital inimah...wkwkwkw |
Sekarang, ketika semua muncul lagi...terasa sekali, seperti DIBEGAL KENANGAN..bahwa menyimpan kenangan adalah beban, tapi membaginya adalah kebahagiaan...bagaimana tidak, foto si A misalnya, Aku simpan selama 15 tahun, si B 10 tahun, dan ketika si A dan si B tahu, mereka berbahagia bisa berziarah pada masa lalu...tapi ada juga yang kemudia menjadi kesala...akh...mungkin dia belum selesai dan belum berdamai dengan masa lalunya....wkkk
ANUBIS BAND 2003, Pangandaran... Kamera FUJI MDL-105 |
yah, ternyata....aku rada berbakat untuk menjadi pemiliki museum...hahahaha....
No comments:
Post a Comment