MENULIS NASKAH DRAMA
SALAM!
Pembaca Budiman, semoga
kita selalu baik, selalu sehat, selalu sehat. Saudara kita yang sakit, semoga
segera pulih dan lebih baik lagi dari hari sebelumnya. Juga, semoga situasi
yang tidak menyenangkan di tanah air kita tercinta karena #COVID19, segera
berakhir. Jangan lupa, sebelum melanjutkan membaca, pastikan, sudah punya
cemilan, atau apa saja yang bisa menghilangkan mual ketika membaca tulisan ini.
Melanjutkan
tulisan mengenai Drama, pada tulisan ini saya ingin sedikit membahas mengenai
cara menulis naskah Drama. Selamat membaca.
Pengertian Naskah Drama
Sebelum kina memasuki Teknik menulis
naskah Drama, kita berkenalan dulu dengan apa yang di sebut sebagai naskah drama.
Naskah Drama, atau juga disebut Naskah -saja-, atau ada juga yang
menyebutnya skrip, atau jika mengikuti istilah barat, naskah drama disebut script
play atau playscript adalah manuskrip yang berisikan dialog antar
tokoh yang mengalirkan sebuah cerita. Naskah Drama adalah versi tertulis
pertunjukan Drama. Naskah drama pada umumnya ditulis untuk dipentaskan atau
paling tidak untuk dramatic reading. Penulis naskah Drama umumnya
disebut sebagai Dramawan atau Playwright.
Penulisan
naskah drama, di barat khususnya, sudah lama sekali berlangsung. Hal ini bisa
diemukan dengan adanya naskah-naskah dari Yunani kuna sejak zaman Sophocles,
Aristopanes, Aristoteles dan lain-lain, seperti Lysistrata, Antigone,
Oedipus, yang kemudian naskah-naskah tersebut menjadi sangat terkenal di
zamannya Shakespeare. Sementara di Indonesia, Penulisan Naskah Drama baru
dimulai di Era Drama Stamboel pada masa pemerintahan Hindia-Belanda akhir abad
18. Naskah drama tertua ditemukan di dinding piramida yang berasal dari masa
4000 tahun lalu karya I-Kher Nerft.
Berikut beberapa nama penulis naskah drama yang terkenal di Indonesia,
Rendra, Arifin C. Noor, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Utuy Tatang Sontani, Iwan
Simatupang, Ikkranegara, Asrul Sani, Heru Kesawamurti, dan masih banyak
lagi.
Unsur-Unsur Naskah Drama
- Tema
Sebagaimana karya tulis yang lainnya, naskah Drama
juga memerlukan sebuah tema. Tema-tema yang digunakan dalam naskah Drama tidak
jauh berbeda dengan tema yang digunakan pada karya fiksi dan sastra pada
umumnya. Pembedanya kadang hanya pada kedalaman pembahasan sebuah tema dalam
cerita.
- Sinopsis
- Tokoh dan Penokohan
- Latar
Latar pada naskah drama biasanya tidak dituliskan atau
dideskripsikan secara rinci pada prosa secara umum. Umumnya, penulisan latar
pada naskah drama hanya disebutkan garis besarnya saja.
Pembagian latar pada naskah drama juga mirip dengan
pembagian latar pada karya fiksi dan prosa secara umum, yakni dibagi menjadi
tiga, latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
- Babak dan Adegan
Babak dan Adegan adalah pembagian cerita dalam drama.
Pada sebuah drama, bisa terdiri dari satu babak atau lebih. Pada sebuah babak,
bisa terdiri dari satu adegan atau lebih.
Adegan adalah satuan terkecil dalam drama. Adegan bisa
juga disebut sebagai scene jika dalam film. Pada sebuah Adegan, di
dalamnya hanya terdapat satu peristiwa, satu topik masalah, minimal ada satu
tokoh cerita, dan terjadi pada satu waktu dan satu tempat.
Sementara, kumpulan dari adegan adalah babak atau jika
dalam film disebut sebagai sequence. Isi dalam sebuah babak adalah
bagian dari sebuah cerita dengan memuat satu wacana atau cerita gabungan dari
adegan-adegan yang saling berhubungan.
Jika mengacu pada gaya drama klasik barat, maka pada
penulisan drama, sebauh drama terdiri atas tiga babak. Pertama, pembukaan, kedua
isi, ketiga penutup.
- Kramagung
Kramagung adalah petunjuk adegan yang terdapat dalam
naskah drama. Istilah asingnya kramagung adalah stage direction.
Kramagung adalah petunjuk bagi para pelaku drama untuk membangun sebuah
peristiwa dan menjalankan cerita. Petunjuk yang terdapat dalam kramagung
sebenarnnya tidak hanya sebatas petunjuk laku bagi para pemain, tapi juga
kadang berisi petujuk peristiwa yang terjadi pada sebuah adegan atau babak.
Kramagung ditulis sebelum dialog, atau berada dalam dialog ditulis dengan
mengunakan tanda kurung.
Mengenai kramagung, ada beberapa yang menyebutkan
bahwa kramagung model Indonesia -terdapat dalam dialog, ditulis di dalam tanda
kurung- merupakan suatu keharusan. Namun, pada beberapa naskah, ada juga yang
tidak menggunakan Kramagung. Selain itu, jika kramagung setara disetarakan
dengan dengan stage direction, maka juga termasuk deskripsi keterangan peristiwa
apa yang terjadi dalam sebuah adegan.
- Percakapan
Percakapan, atau disebut juga wawancang adalah teks
atau kalimat yang harus dibacakan atau diucapkan oleh pemain drama sehingga
cerita drama menjadi berjalan dan hidup. Percakapan juga merupakan unsur
terpenting pada sebuah drama cerita naratif. Percakapan dalam drama diatur atau
disusun untuk menentukan siapa yang duluan bicara, siapa yang menanggapi, dan
bagaimana respon pendengar atau lawan bicara.
Percakapan mendapat pengecualian pada naskah-naskah
drama gerak, atau drama musikal hanya pada model penulisan dan formatnya saja.
Sejatinya, pada setiap drama mengandung unsur dialog.
Pada drama, ada tiga model percakapan, yakni, monolog,
dialog, dan solilokui. Monolog, adalah percakapan dilakukan
oleh satu orang tokoh, Ia bisa berbicara kepada orang lain, dirinya sendiri
tanpa ada tanggapan terhadap apa yang dia bicarakan.
Dialog, dilakukan oleh dua orang tokoh
atau lebih untuk membicarakan suatu topik tertentu. Berikutnya adalah Solilokui,
solilokui adalah bagian dari monolog yang dilakukan oleh seorang tokoh yang
sedang berbicara kepada dirinya sendiri mengenai perasaan atau pikiran yang
sedang dialami oleh tokoh. (Satoto:201)
Struktur
Drama
Pada
bagian ini, silahkan cek tulisan saya sebelumnya mengenai struktur drama. Sila cek di sini https://zakymubarok.blogspot.com/2020/04/unsur-dan-struktur-drama.html
Perangkat menulis
Naskah Drama
Ketika
kita memasuki proses menulis naskah, selain secara manual menggunkan perangkat
menulis, menulis naskah drama juga bisa dibantu dengan perangkat lunak yang
tersedia untuk membantu memudah menulis naskah. Salah satu yang paling paling
mudah digunakan adalah Celtx.
Langkah-Langkah Menulis Naskah Drama
b. Latar tempat, waktu, dan suasana
d. Percakapan
e. Menciptakan Cerita
a. Fokus pada ide atau tema
- Pilihlah sebuah tema, atau tokoh dengan konflik atau ide yang sangat penting bagi kita. Perluas ide dan tuliskan semua hal yang muncul dari pikiran dan menggabungkannya secara bebas. Jangan menyensor inspirasi-khayali yang muncul selama menulis karena beberapa ide terbaik keluar dari alam bawah sadar.
- Perlu diingat, Inti dari semua drama adalah konflik. Sebuah drama bisa mengenai tokoh yang menginginkan sesuatu tetapi harus mengatasi sesuatu yang lain untuk mendapatkannya.
- Isi bagian yang kosong: "Ini adalah sandiwara tentang _______________________________________________(wanita / pria) yang ingin______________________________________." Nyatakan apa yang dicari tokoh utama. Misalnya, cinta, kekuatan, balas dendam, kebebasan.
- Identifikasilah apa yang kita pikirkan apakah konflik atau kemelut yang akan dituliskan pada naskah drama.
- Siapakah tokoh utama dalam drama ini dan cerita tentang siapakah drama ini?
b. Latar tempat, waktu, dan suasana
- Kapan dan di mana permainan Anda berlangsung?
- Bisakah Anda menggambarkan pengaturan secara detail? Misalnya, jika cerita itu terjadi di sebuah rumah - dapatkah Anda menggambar diagram bagian dalam dan luar rumah? Banyak penulis naskah menyertakan arahan panggung yang memudahkan pembaca untuk memvisualisasikan lingkungan.
- Di berapa lokasi cerita Anda akan berlangsung?
- Jika Anda memilih waktu di luar hari ini, jelaskan mode, musik, dan kehidupan sehari-hari orang-orang yang hidup dalam periode waktu Anda.
- Bayangkan situasi dan cerita macam apa yang bisa terjadi dalam suasana ini, dengan mengingat ide Anda untuk drama itu.
- c. Tokoh dan Penokohoan
- Siapa yang akan menjadi tokoh dalam drama? Apa hubungan mereka satu sama lain?
- Tulis deskripsi tentang masing-masing tokoh kita. Berapa umur mereka? Apa yang mereka suka? Rumah mereka seperti apa? Di mana mereka tumbuh? Apa yang mereka lakukan untuk bersenang-senang? Siapa teman mereka? Rincian ini akan membantu kita untuk memahaminya dengan lebih baik dan membantu kita menuliskan dialog untuk mereka.
- Bagaimana tokoh kita bereaksi terhadap situasi yang berbeda? Seperti apa kepribadian mereka? Apa tujuan mereka, kekuatan dan kelemahan mereka? Dalam membangun tokoh dan watak kepribadian mereka, akan sangat membantu jika kita mengamati orang-orang di sekitar kita.
- Putuskan bagaimana masing-masing tokoh kita bereaksi terhadap lokasi yang kita pilih dan bagaimana perasaan mereka di sana.
d. Percakapan
- Tantangan terbesar yang dialami banyak penulis pertama kali adalah menulis dialog untuk tokoh yang kita ciptakan. Meskipun kita semua secara naluriah tahu cara berbicara, tidak mudah membuat tokoh terdengar alami. Mulailah dengan merekam beberapa percakapan yang kita lakukan dengan teman. Ini akan membantu kita memahami irama bicara dan bagaimana percakapan mengalir.
- Lihatlah kembali deskripsi tokoh kita dan pikirkan bagaimana mereka akan berbicara. Apakah mereka memiliki aksen? Bagaimana tata bahasa mereka? Kosa kata apa yang mereka gunakan? Mari kita bayangkan dan kita coba untuk melihat tokoh-tokoh kita bereaksi dan mendengar mereka berbicara.
- Tulislah monolog singkat untuk masing-masing karakter kita. Sekarang, bacalah dengan lantang dan perhatikanlah apakah pidato itu berhasil.
- Sekarang, cobalah menulis beberapa dialog untuk dua tokoh dalam sebuah adegan. Mintalah bantuan teman untuk membaca adegan. Saat kita membaca dialog, masukkanlah para tokoh ke dalam seting yang sudah kita rancang.
e. Menciptakan Cerita
- Mulailah cerita dengan membuat garis besar cerita dan ringkasan plot. Ini bisa kita sebut juga dengan sinopsis.
- Buat daftar adegan. Sertakan judul pendek untuk setiap adegan, lokasi, detail tentang waktu hari dan daftar tokoh yang terlibat dalam adegan. Jelaskan apa yang akan terjadi di setiap adegan.
- Untuk setiap adegan, tentukan apa yang diinginkan setiap tokoh dalam adegan tersebut. Tanyakan pada diri sendiri mengapa mereka menginginkannya, bagaimana mereka akan mendapatkannya, dan apa yang menghalangi mereka.
- Mulailah menulis dan ikuti garis besar yang sudah kita tentukan untuk melihat apa yang terjadi.
- Setelah menyelesaikan draf pertama, lakukan pengecekan dan lihat kembali garis besar cerita telaah lagi. Sudahkah kita mengikutinya atau apakah kita sedikit melenceng? Sudahkah kita memasukkan semua informasi penting?
- Jangan takut untuk menulis ulang, membuang, menghapus dan menyusun ulang adegan.
- Naskah Drama itu berada di atas pentas, bukan di halaman kertas. Tes sebenarnya dari naskah kita adalah dengan membacanya. Kumpulkan sekelompok teman dan minta mereka untuk membaca naskah dengan keras. Tanyakan kepada mereka apa pendapat mereka tentang drama itu, apa yang mereka sukai, dan hal-hal apa yang tidak jelas. Pastikan untuk mengambil dan merenungka saran mereka. Pandangan mereka mungkin mirip dengan apa yang akan dipikirkan audiens kita.
Format
penulisan Naskah drama
Supaya
mengerjakan dan menulis naskah drama menjadi lebih mudah, saya menyarakan,
untuk menulis naskah drama gunakanlah perangkat menulis, yang paling mudah
penggunaanya, adalah menggunakan software CELTX atau aplikasi CELTX untuk
ponsel. Setelah diinstal, pilihan menu pada project template, pilihlah THEATER.
Selamat mencoba dan sampai jumpa lagi.
AKU CINTA PADAMU
SALAM!
sumber tulisan, disarikan dari Modul Penulisan Kreatif - Prodi Sastra Indonesia UNPAM 2020
No comments:
Post a Comment