Pendidikan kita tidak menjanjikan manusia menjadi pribadi,
tetapi mempersiapkan manusia menjadi mesin industri
dan skrup kapitalisme.
Sekolah tidak mengajarkan filsafat agar bisa berbifir, tidak juga diajarkan berpolitik
agar bisa memahami demokrasi dan perbedaan,
Sekolah hanya mengajarkan hapalan
bagaimana menjadi abdi
industri, dan juga mengajarkan persaingan
yang akhirnya melahirkan kesenjangan.
Banyak sudah yang tidak percaya pada sekolah dan lembaga
pendidikan
Selain karena semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan,
juga karena sistem yang hanya mendorong manusia menjadi bagian dan budak
industri.
Lalu munculah alternatif, sekolah-sekolah yang menawarkan
cara baru dalam belajar,
model baru dalam tata keuangan dan pembiayaan,
ada yang menawarkan biaya
murah dengan alasan memberikan kesempatan
namun tidak membiarkan orang-orang
yang tubuhnya ditato, memakai cadar, berambut gimbal, ikut belajar.
Ada pula
yang menawarkan cara belajar baru
tetapi bukan cara baru
memandang persoalan
hidup.
Begitukah pendidikan?
Bigitukan cita-cita pendidikan?
Semua bergantung
kita berdiri di pihak mana.
Langit muram,
masa depan suram,
Aku memandang jalan lengang,
sejuta kemungkinan
bergelimang
berjuta-juta ketakutan berloncatan
Kenyataan kewajaran hidup bertabrakan dengan cita-cita
Kesetian pada cita-cita terhimpit kenyataan,
rasa lapar dan
berahi adalah kenyataan yang tak bisa di bantah.
Cita-cita ditawar dengan kewajaran serta kekonyolan etika dan moralitas.
Bukankah menjadi tidak bermoral,
cita-cita ditukar
dengan sepiring nasi atas nama kewajaran?
Bukankah tidak bermoral,
kesetiaan pada cita-cita
ditukar dengan penyerahan diri atas nama etika dan kewajaran?
Jamur di kepala semakin banyak,
kejernihan berfikir tak lagi
dapat diukur,
sebab perasaan dan rasa lapar semakin menggila.
Atas nama lapar, dan kewajaran, aku gadaikan cita-cita
Atas nama etika dan moral, aku gadaikan iman
Atas nama iman, aku siksa para ibu, aku bunuh para bapak,
dan anak-anaknya aku jerumuskan pada industri dan kapitalisme,
juga
atas nama kewajaran.
2018-2019
Atas nama etika dan moral, aku gadaikan iman
Atas nama iman, aku siksa para ibu, aku bunuh para bapak,
dan anak-anaknya aku jerumuskan pada industri dan kapitalisme,
juga
atas nama kewajaran.
2018-2019