CACATAN MENONTON ONE PIECE RED
Halo pembaca, semoga kita semua dalam keadaan yang menyenangkan, seimbang
dan tak kurang suatu apa pun meski situasi sedang tidak menentu. Hujan yang mulai
asik dan terbiasa turun. Banjir yang mulai menghantui. Sakit pancaroba yang
mulai mendera. Juga kejadian-kejadian yang tak kuasa kita tolak datang tak
terduga. Semoga sehat-sehat selalu kita semua. Jangan lupa, seperti biasa,
sebelum melanjutkan membaca, siapkan sedikit cemilan, kopi, atau rokok untuk
menghilangkan mual Ketika membaca. Karena tulisan ini, tidak serius-serius
amat. Hahaha ---
Setelah sebelumnya saya menulis pasca menonton film KKN yang tidak KKN, akhirnya
saya memutuskan menulis catatan menonton lagi pada film ONE PIECE; RED. Walaupun
sebenarnya setelah nonton KKN, saya banyak juga menonton film yang lainnya,
baik di bioskop maupun di layanan streaming. Bukan berarti tidak menarik, dan
tidak mengandung hal-hal yang bikin kesel, hanya saja, kegelisahan saya tidak
memuncak.
Misalnya Film BEN DAN JODI, FILOSOSFI KOPI SERIES, kurang menarik apa? Atau
film perjuangan seperti KADET 1947 meski belum sekeren MIDWAY yang juga gak
epic-epic amat…kurang keren apa coba. Atau yang juga sama-sama hangat, sehangat
kopi, MENCURI RADEN SALEH, dengan menyuguhkan tema pencurian dan terasa baru bagi film Indonesia tapi kemudian oleh penonton disebut-sebut mirip dengan MONEY HEIST, ITALIAN JOB, atau mungkin ARMY OF THIEVES,
atau kisah sekelompok pencuri yang lainnya seperti RED NOTICE, OCEAN’S ELEVEN,
OCEAN’S 8, THE TIEVES atau mungkin juga COLLECTORS yang ide pencuriannya hampir
sama, mencuri benda seni berharga. Mereka semua menarik. Tapi setelah menonton film
ONE PIECE; RED yang meski rating usiannya 13+, saya lebih memilih untuk membicarakan
ini dulu.
Selain karena ONE PIECE; RED sebagai bagian dari perayaan 25 tahun cerita
ONE PIECE berjalan sampai hari ini. ODA sang penulis menghadirkan tema-tema yang
sebenarnya tidak terlalu asing juga. Hanya saja, ODA menyelipkan lapisan pesan
lain yang mungkin perlu penelaahan ulang, menonton ulang, sampai akhirnya pesan
itu diterima. Meski sebenarnya, tema semacam ini sudah tak terlalu asing dalam
cerita one piece.
Baiklah mari kita mulai saja nyocot gak karuannya. Jangan lupa Tarik nafas dulu. Hahahaha. Selamaat membaca.
Saat tulisan ini mulai dibuat, dan bahkan sebelum dibuat, film ONE PIECE RED mengajak saya untuk berfikir dan mencerna pesan-pesan terselubung yang ingin disampaikan ODA. Jika para pembaca yang belum menonton takut kena spoiler, tulisan ini mestinya tidak mengandung spoiler. Hahahaha…karena jujur saja, untuk film ini, saya tidak ingin menceritakan Kembali filmnya, tidak juga akan bercerita singkat layaknya menyusun sinopsis, tapi kalau pembaca ingin itu, sila cari saja di para reviewer film. Karena bagi saya, ada yang lebih menarik dari itu.
Film ini juga ada yang menyebutnya sebagai film musikal, tapi bagi saya
tidak sepenuhnya musikal. Karena bagi saya film musikal itu lagu-lagunya merupakan
satu kesatuan utuh dalam cerita. Singkatnya, lirik-lirik dalam lagu itu adalah
bagian yang tak terpisahkan dari cerita dan bahkan liriknya yang menggerakkan
cerita seperti dalam THE CATS, JESUS CHRIST SUPERSTAR atau LES MISERABLES, atau
THE PHANTOM OF THE OPERA. Tapi film ini, lebih dekat sperti film-film garapannya
Disney dan bahkan lebih mirip seperti film-film buatan India. Dan, menurut saya
film ini lebih mirip seperti film METALICA; THROUGH THE NEVER.
Pada segi plot, untuk film dengan rating 13+, plotnya masih dapat
diterima, kecuali ditonton oleh orang dewasa, mungkin akan merasakan beberapa
plot hole. Tapi it’s oke. Kemudian pengkarakteran, semuanya mungkin terasa
normal-normal saja. Kecuali bagi fans Shanks, mungkin akan sedikit kecewa
karena dia hanya muncul sebentar dengan kekuatan yang tentu saja besar seperti
halnya dalam perang Marineford dalam cerita utama one piece. Kebalinnya untuk
fansnya Usop yang berbahagia, karena Usosp, pada film diberikan porsi yang lumayan
cukup besar oleh ODA untuk mengupgrade skillnya. Cukup ya? Sekarang mari kita
bicara hal-hal menarik menurut saya.
Permulaan
Baru Neo-Psikedelik
Pada film ini, ODA, ingin menyampaikan kepada kita bahwa permulaan baru (New
Genesis) bagi Neo-Psikedelik sudah di mulai dan mengancam kemanuasian serta
generasi baru manusia. Sebagaimana kita ketahui, era subkultur psikedelik yang
kemudian melahirkan jenis musik psikedelik telah menenggelamkan para
penikmatnya pada kebebasan tanpa batas yang tak sedikit akhirnya masuk kedalam
dunia obat-obatan terlarang demi mendapatkan kebebasan dan kebahagiaan.
Simbol kunci psikedelik lainnya yang dimunculkan ODA, selain musiknya yang menenggelamkan dan membuat pendengarnya kecanduan, ada juga Jamur Ajaib (magic mashroom/ Psylocbin) yang dijadikan doping oleh tokoh UTA dan mungkin juga para penontonnya. Jamur Ajaib sendiri pada era psikedelik Berjaya di tahun 70an, dijadikan alat tambahan bersamaan dengan LSD untuk mencapai kebahiagaan semu sambil mendengarkan musik.
Selain itu, warna yang digunakan dalam film ini juga menggambarkan
warna-warna psikedelik. Warna-warna ini sangat dominan dalam film RED ini. Terlebih,
dalam adegan puncak, dominasi warna psikedelik menjadi sangat menyatu dengan
musiknya. Sayangnya, waktu saya menonton, saya belum menghafal lagunya. Sehingga,
tak sampai pada pengalaman psikedeliknya.
Sampai saya memutuskan untuk menulis ini, sepertinya saya sedang dalam
keadaan sesansi psikedelik. Pikiran saya terus berkelana, membuka
imajinasi-imajinasi visual tanpa batas, sampai akhirnya saya juga menangkap hal
lain, yakni, oda mengingatkan saya pada khususnya, mungkin juga anda bahwa,
pada era psikedelik, juga sebelum dan sesudahnya, pernah ada musik yang
membunuh. Music-musik ini telah mendorong para pendengarnya untuk melakukan
aksi bunuh diri dan bahkan membunuh orang lain. Misalnya deperti lagu Highway
to Hell milik AC/DC, Ronie milik METALICA, Gloomy Sunday milik Rezs Seress dan
Ladislas Javor, dan masih banyak lagi sederetan lagu yang kelam.
Kekuatan Uta-uta nomi milik tokoh Uta oleh ODA digambarkan mampu membangkitkan
Tot Musica dalam hal ini menurut saya adalah musik psikedelik yang akan menjadi
bahaya baru di masa kini. Sementara jenis musiknya, tentu tak seperti musik
psikedelik di masa lampau, tapi ini Neo-Psikedelik baru, dengan formula baru,
kekuatan baru seperti yang sedang terjadi saat ini pada banyak platorm pemutar musik
dan dan platform live streaming musik.
Situasi semacam ini, jika kebangkitan tot musika terjadi, tentu tak hanya
akan menodai kemanusian menurut moralitas umum manusia, tetapi juga mengancam perkembangan
kemanusian secara umum. Oleh karenanya, dalam cerita film ini, ODA berusaha
membuat kebangkitan ini harus dihentikan dan dicegah karena akan banyak yang
menjadi korban.
Realitas Maya
dan Bahaya Psikosis
Isu yang satu ini juga buka isu baru sebetulnya. Keduanya saling
terhubung meski dalam penelitian-penelitian yang sudah banyak dilakukan lebih
banyak terpisah.
Sejak kemunculan ide penciptaan Realitas Maya atau Realitas Virtual, atau
Virtual Reality, dalam drama yang ditulis Antoin Artaud, dan cerita-cerita setelahnya,
penelitian-penelitian mengenai Realitas maya ini masih berpusat pada bagaimana
pengembangannya dan bagaimana mewujudkannya. Masih terbilang sedikit yang
meneliti bahayanya karena teknologi dan keberadaanya yang masih terus
berkembang. Meski pada tahun 2003 muncul game “second life” yang berbasis realitas
maya untuk pertamakali. Tentu saja, game ini tidak bisa dinikmati semua orang,
karena seluruh perangkat untuk menjalankan game ini waktu itu masih malah dan
tak terjangkau semua orang. Sehingga, belum terlihat bahayanya.
Saat ini, pengembangan realitas maya sedang terus berjalan, termasuk metaverse
yang sedang digarap secara serius oleh Metafacebook untuk menciptakan dunia virtual
yang terjangkau. Dari situ, tidak menutup kemungkinan, Ketika semua orang sudah
masuk dan tenggelam dalam dunia metaverse bahkan tidak menutup kemungkinan
multiverse, bahaya psikosis muncul tanpa terkecuali akan hinggap pada siapa
saja yang ada dalam realitas maya.
Saat ini saja, meskipun hanya baru sampai pada dunia media sosial, live
streaming, avatar, dan game online live RPG, banyak orang yang sudah dihinggapi
psikosis. Yakni kesulitan membedakan mana dunia nyata dan dunia maya.
ODA, melalui film ONE PIECE RED, menyampaikan bahaya dari semua itu. Terlebih
jika music psikedelik dan Realitas virtual telah bergabung, tidak menutup
kemungkinan, akan terjadi genosida masal di masa depan. Maka, oda memberikan isyarat untuk
menghentikan itu semua sejak dini. Sebelum akhirnya Ketika semua itu terjadi,
semuanya sudah terlambat. Bahkan saat ini saja, seperti saya sebut tadi, belum
sampai betul kita realitas maya yang murah dan canggih seperti dunia Uta-Uta, kebudayaan
manusia mulai mengalami penurunan. Padahal baru bertemu facebook, tiktok,
intagram, game-game RPG, atau game semacam GTA. Salah satunya kalau di Indonesia,
ya budaya tawuran yang sulit ditekan. Hahaha
Uta, TikTok,
dan Live Streaming
Lagi-lagi, ODA mengisyaratkan hal lainnya yang membahayakan. Hubungan antara
tokoh UTA dan Live Streaming, dalam dunia nyata, kita bisa melihatnya sebagai
hubungan kita dengan TikTok dalam dunia kita. Mengapa TikTok? Diakui atau
tidak, bagi saya, TikTok saat ini sedang mengembangkan semua potensinya sebagai
sebuah platform media sosial yang serba ada sebagaimana facebook tapi dengan
segala kemudahan dan kecepatannya untuk menjadi famous. Semua orang, bisa
dengan mudah dan cepat menjadi Uta dan menjadi menjadi korban UTA dan dunianya.
Kita bisa dengan mudah terbius dan masuk dalam dunia uta yang dijembatani
TikTok. Di dalamnya, ada musik yang berpotensi menjadi Neo-Psikedelik, juga ada
banyak mancam hal yang mengadung efek LSD, dan Jamur Ajaib yang akan membuat kita
terbius, kemudia hanyut, tenggelam dan akhirnya terjebak dalam TikTok.
Pada sebuah podcast, Dr Indrawan Nugroho dengan judul TIKTOK; PERANG
OPIUM MODERN, menelaskan TikTok yang mengancam berbagai industri. TikTok mulai
meresahkan para pendahulunya dan berpotensi mengacam serta merusak ekosistem
yang sedang dibangun oleh para pendahulunya, sebut saja seperti Facebook dan Instagram.
Tak hanya itu, industri musik juga terancam.
UDA ODA, pada ONE PIECE RED menyiratkan bahwa UTA sebagai agen utama dunia
UTA-UTA akan meluluhlantakan kemanusiaan dengan membius seluruh pengikutnya melalui
musik yang bersifat psikedelik. Oleh karenanya, segala macam elemen dalam ONE
PIECE, mulai dari para bajak laut, Marine, pemerintah dunia, dan bahkan Naga
Lagit, menginginkan kekuatan UTA untuk menguasai manusia, atau memusnahkannya
karena mengancam peradaban.
Nah, sebenarnya, tidak hanya TikTok, hampir semua media sosial yang sudah
bisa live streaming berpotensi memiliki bahaya yang sama seperti bahaya yang disuguhkan
oleh UTA. Mungkin dari Sebagian kita sudah banyak yang menyadarinya, namun
masih sulit mencari jalan keluar dan melepaskan diri dari jeratan dunia Uta-Uta.
Terlebih bagi orang-orang yang sudah merasakan kenikmatan dari dunia uta-uta.
Kesepian yang
Membunuh
Banyak yang tidak menyadari, bahwa sepi bisa membunuh. Seperti hal yang
dialami UTA. Rasa sepi selama sepuluh tahun, mendorongnya untuk melakukan bunuh
diri. Buruknya, ia mencari dan mengajak orang lain untuk mati bersama,
dengan alasan hidup Bahagia dalam dunia Uta-Uta.
Sepi, adalah musuh dalam selimut bagi siapa pun. Kesepian kadang-kadang
tak berwujud fisik seperti menyendiri dan hanya butuh teman fisik, tapi kadang
ia hanya ada dalam kepala. Seperti sepi intelektualitas, rasa sepi yang muncul
akibat tidak ada orang yang bisa diajak diskusi dan membicarakan segala macam isi
pikirannya, meski memiliki banyak teman fisik disampingnya. Situasi semacam itu
kemudian membuat penderita sepi menjadi depresi, yang kemudian membunuhnya
perlahan. Baik secara pikiran bahkan tak sedikit secara fisiki.
Pada ONE PIECE RED, ODA juga menggambarkan hal demikian, dan tentu saja memasukkan
pesan cinta di dalamnya. Melalui hubungan UTA dengan Shanks. UTA, oleh ODA digambarkan
sebagai seorang anak perempuan yang marah, dendam dan depresi karena sepi. Meski
ia sudah tahu dalam situasi yang ia alami, Shanks tidak bersalah seperti yang
diceritakan. Tapi pertanyaan utama yang ada di kepalanya tidak terjawab, kenapa
ia ditinggalkan! Ia hanya ingin tahu alasan itu. Karena pada saat ia ditingalkan,
ia belum memahami keinginan dan pikiran orang dewasa.
Kemudian kita juga menyaksikan, bagaimana kehadiran orang tua yang bisa
meredakan segala dendam. Bagaimana hubungan keluarga dan anggotanya bisa
meredam amarah dan membunuh sepi. Pada titik ini, saya menyimpulkan, bahwa
anak, dalam tumbuh kembangnya mengahadapi dunia yang ganas, memerlukan
kehadiran orang tua. Tak mesti orang tua kandung, ia hanya memerlukan orang tua
yang hadir dalam pertumbuhannya. Orang tua yang hadir Ketika ia resah, gundah, lelah,
dan merasa sepi. Orang tua yang hadir Ketika anak merasa bahwa dunia jahat
kepadanya. Dari sini juga saya melihat bahwa anak perempuan selalu terhubung
kepada Bapaknya, sebagaimana anak laki-laki yang selalu berlindung pada Ibunya.
Dari hubungan UTA dan Shanks kita bisa menyaksikan, bahwa seberengsek-berengseknya
anak perempuan, ia selalu reda oleh yang ia jadikan bapaknya.
Sebenarnya masih banyak yang igin saya sampaikan. Tapi sisasnya silakan
pembaca tambahkan sendiri. Ini pendapat saya. Oh ya, sampai saat tulisan ini
saya selesaikan masih ada pertanyaan yang menggajal dalam kepala saya.
Apakah kita kesepian?
Apakah kita orang tua yang TikTokan? Wkkkk
Apakah orang tua kita TikTokan dan kita kesepian?
Hati-hati ketemu uta, karena Shanks belum tentu ada.
Sebelum pamit, mari kita ukur seberapa kesepian kita dengan musik-musik
UTA - - saya berada di lagu The World's Continuation" (世界のつづき;
Sekai no Tsuzuki).
Hati-hati dengan kesepian!
Salam,
Aku Cinta Padamu.
Jangan terlalu serius --- hahahaha
15 comments:
Artikel yang sangat menarik, untuk saya yang tidak mengerti dan tidak mengikuti cerita One Piece dapat sedikit tercerahkan melalui tulisan ini. Terimakasih Bapak.
Artikelnya keren dan menarik, pembahasan tentang One Piecenya juga cukup jelas untuk dibaca oleh orang awam seperti saya😁 terdapat beberapa pesan moralnya juga. Semangat menulis dan sukses selalu pak🙏🏻
Jadi teringat waktu di CGV mengawal ketat Nyonya Besar a.k.a Istri nonton film ini.
Sebagai bukan penggemar One Piece, setelah film selesai Aku todong Nyonya Besar dengan berbagai pertanyaan =D.
IMHO, secara visual bagus, lagu-lagunya enak.
Terima kasih artikelnya, jadi dapat melihat dari sisi lain.
Artikelnya menarik untuk dibaca, pembahasan mengenai apa yang ada di dalam film dengan apa yang ada memberikan perspektif baru pada film ONE PIECE RED, apalagi soal Neo-Psikedelik dan Realitas Maya dan Bahaya Psikososial.
Terima kasih artikelnya pak. Semangat dan sukses selalu 🙏.
artikel yang sangat menarik untuk dibaca, dari cara menjelaskannya sangat seru dan tidak boring.
Artikel yang sangat menarik
artikel yang disajikan ditulis dengan menarik sehingga pembacanya tidak boring
terimakasih sudah berkunjung
Artikel yang sangat menarik untuk dibaca
Pembahasan pada artikel ini sangat jelas dan detail
Artikel yang cukup keren.....
🔥🔥
Menarik
👍👍👍
Post a Comment