Wednesday, September 16, 2020

MENGANALISIS PEMENTASAN DRAMA ATAU TEATER SECARA SEDERHANA



---------------------

Analisis terhadap pementasan drama bisa dilakukan dengan empat model pendekatan seperti model pendekatan terhadap karya sastra menurut Abrams, yakni pendekatan mimesis, pendekatan obyektif, pendekatan ekspresif, dan pendekatan pragmatik.

Kemudian empat model tersebut juga bisa diberi muatan paradigma atau sudut pandang atau menggandeng keilmuan tertentu, misalnya, sosiologi, psikologi, antropologi, agama, Pendidikan, politik, dan lain-lain.


Analisis Pementasan atau pertunjukan

Berikut ini adalah cara menganalisis pementasan drama secara sederhana berdasarkan pada unsur unsur pentas atau analisis dengan pendekatan obyektif.


1. Plot

Unsur pertama yang bisa dianalis adalah Plot. Untuk menganalisisnya, kita bisa mengajukan beberapa pertanyaan. Apakah alurnya menarik? Apakah alurnya logis? Bagaimana alur disajikan? Dan lain-lain. 

Kebanyakan cerita memiliki awal, tengah, dan akhir. Cerita tida mesti disajikan dalam plot yang linear, teatapi bisa saja disajikan dalam bentuk nonlinear tanpa mengikuti urutan kronologis. Namun tetap bisa mengajukan pertanyaan apakah plotnya menarik? Apakah plotnya tunggal atau lebih dari satu plot? Apakah memiliki sub-plot atau plot di luar cerita kanon? 

Kira-kira begitu --- dan tentu saja, ini bisa dilakukan anilisis plot pertunjukan, jika menontonnya sampai habis.


2. Tokoh dan Penokohan

Usur berikutnya adalah tokoh dan penokohan. Untuk menganalisis ini, ada dua bagian yang Nampak mirip tapi berbeda. Pertama, tokoh. Menganalisis tokoh berarti menganalisis, prilaku, kejiwaan, penampilan fisik dan lain-lain. Menganalisis Penokohan berarti menganlisis bagaimana si tokoh dihadirkan dan ciptakan oleh penulis serta bagimana si tokoh dimainkan oleh aktor. Untuk bagaimana tokoh dimainkan oleh aktor, kita pisahkan tersediri unsur yang dianalisisnya. 


3. Format pertunjukan atau cara penyajian cerita

Pada bagian ini, bisa juga menganalis format pertunjukan atau cara penyajian cerita, misalnya darama disajikan dalam bentuk Mime/mute atau pantomime, dalam bentuk paduan suara, teater tubuh, drama musikal, lelucon, satir, tragedi, komodi, tari dan masih banyak lagi. 


4. Seting

Pada unsur seting, banyak sekali yang bisa dianalisis. Yakni, tata panggung, tata rias, tata kostum, tata cahaya, property, tata music, tata efek. Unsur pendukung ini juga bagian dari unsur drama yang bisa jadi sangat berpengaruh pada jalannya cerita.  


5. Konflik

Unsur berikutnya yang bisa dianalisis adalah konflik. Konflik adalah bagunan bangunan utama dari drama. Bagian yang bisa dianalisis adalah bagaimana konflik ini muncul, mencapai klimaks dan kemudian bagaimana anti-klimaksnya. Karena yang dianalisis pertunjukan, maka semua unsur pada bagian ini terlibat. Tidak hanya plot saja, tetapi unsur lain juga sangat berpengengaruh, misalnya bagaimana para pemain menciptakan konflik dan membangun konflik sampai pada klimas dan akhirnya tegangan dan ketegangannya sampai kepada penonton.


6. Tema

Tentu saja, tema juga merupakan hal yang harus dianalisis. Tema kaitannya dengan banyak hal, mulai keberkaitannya dengan format penyajian, plot, pembangunan karakter, dan unsur lainnya sehingga tema yang diusung menjadi hidup.


7. Penggunaan Simbol

Pada pertunjukan drama, sering terjadi penggunaan simbol. Ini biasannya untuk menyampaikan pesan tersembunyi atau memberikan dimensi lain kepada penonton dari paradigma yang disajikan dalam pertunjukan. Simbol-simbol ini tidak mutlak bermakna sama meskipun menggunakan konvensi makna simbol yang sudah umum. 


Analisis keaktoran

Berikut ini adalah cara menganalis keaktoran secara sederhana.

Ini adalah beberapa unsur yang bisa diamati dari para pemain Ketika memaikan tokoh atau menciptakan tokoh yang ada di dalam naskah.

a. Suara 

Ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan untuk memulai analisis terhadap suara si pemain. Di antaranya, Bagaimana suara si aktor? Apakah bisa didengar dengan jelas baik artikulasinya maupun kuatnya suara? Apakah suaranya terdengar natural dan masuk dengan berbagai suasana? Apakah suaranya cocok dengan tokoh yang mainkan? Dengan pertanyaan itu, kita bisa memberikan penilaian atau menyampaikan Analisa terhadap suara yang ditampilkan dan diperdengarkan oleh si pemain untuk tokoh yang sedang ia mainkan.


b. Bahasa tubuh atau gestur

Pada bagian ini, yang dianalisis adalah bagaimana si aktor menciptakan dan membawakan wujd fisik dari si tokoh.  Bagaimana si aktor menampilkan secara visual si tokoh baik dari gerak-geriknya, tingkah lakunya atau pakaiannya.


Pada bagian ini, kita juga bisa menganalis beberapa Teknik yang kaitannya dengan dengan estetikan pemanggungan, yakni, Teknik muncul dan bergerak dengan alasan. Pada pertunjukan drama, Teknik muncul sangat diperhitungkan dan dianggap sebagai bagian dari estetika panggung. Teknik muncul ini adalah bagaimana sang aktor Ketika dalam peran akan masuk ke dalam panggung, apakah ia mencuri perhatian, mencuri adegan (merusak bangunan adegan dalam panggung karena kemunculannya) atau pas sesuai takaran. Begitu juga bergerak dengan alasan. Pada pertunjukan drama, aktor melakukan Gerakan-gerakan tubuh, berpindah tempat, dan lain sebagainya, harus berdasarkan alasan atau ada alasannya. Karena jika tidak, terlebih jika melakukan Gerakan atau perpindahan yang tidak tepat, maka akan merusak adegan. 


c. Penjiwaan

Pada unsur ini, yang diamati atau dianalisis adalah bagaimana si aktor mendalami peran atau bagaimana si aktor menghadirkan ke hadapan penonton sifat-sifat kejiwan sang tokoh. Dan pada bagian ini, erat kaitannya dengan Teknik pendukung estetika pemanggungan. Teknik yang berkaitan secara langsung adalah timing atau ketepatan beraksi dan bereaksi pada situasi dalam cerita dan di atas panggung, pengaturan tempo permainan yakni bagian mana yang harus diperlambat, harus normal, dipercepat, sehingga mampu menciptakan konflik yang klimaks. 


d. Improvisasi

Unsur berikutnya yang dianalisis adalah unsur tambahan tidak sengaja atau disengaja untuk intermezzo, yakni improvisasi. Ini adalah bagian dari keaktoran atau Teknik seorang aktor untuk respon jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada pertunjukan, sementara pertunjukan harus tetap berjalan. Analisis yang dilakukan adalah apakah si aktor melakukan improvisasi keluar dari cerita, keluar dari peran, atau si aktor melakukan improvisasi tetap dalam peran, tetap dalam cerita dan dilakukan dengan wajar atau berlebihan.


Nah, itulah kira-kira hal-hal yang bisa dianalisis dari drama jika objeknya adalah pertunjukan drama dan keaktoran atau aktingnya pemain. Unsur yang disajikan pada tulisan ini masih bisa dikembangkan dan dibuat lebih rinci lagi. 

Pada proses analisis, bisa saja semua dianlisis, atau memilih fokus pada suatu unsur dan dilakukan dengan cara yang lebih rinci dan lebih dalam.  


5 comments:

Annas said...

Hadirr pakk

saiful fadil said...

Terimakasih pak

Agus Firmansyah said...

terimakasih pak atas materinya.

Gema Swargaloka said...

Mantap pak.. terima kasih atas materinya pak

Rizky Khoirul Fahri said...

Mantap pak