Hai para pembaca, semoga kalian selalu sehat!
Jangan lupa, seperti biasa, sebelum melanjutkan membaca tulisan ini, sila siapkan kopi, cemilan, dan rokok, juga obat mual. kalau-kalau tulisan ini membuat mual dan ingin muntah.
Der ah!
Selamat Membaca.
Akhirnya, gue, aku, saya, hmm --- saya aja ya --- jadi bagian dari 8.3jt orang (berdasarkan wikipedia per 22 Mei) yang menonton film KKN di Desa Penari 2022 karya Mas Awi Suryadi secara setengah disengaja karena di XXI The Park Sawangan tidak banyak pilihan. Saat saya datang, hanya ada Doctor Strange, Top Gun, The Doll 3, dan Cinta Subuh. Kenapa yang dipilih KKN, karena trend, supaya nyambung kalau ada yang sedang nyinyir--kkkkkkk dan tentu usaha mencintai film produk lokal yang sedang berkembang pesat.
Sebelum jauh bercerita pengalaman menonton film KKN yang tidak KKN, film ini salah satu yang oke dari film Mas Awi yang pernah saya tonton seperti Mupeng (2008), Asmara Dua Diana (2009), Selendang Rocker (2009), dan Danur entah yang mana. Secara umum, film ini baik-baik saja. Tak terlalu banyak yang wah, juga tak terlalu banyak yang merusak mood untuk melanjutkan menonton.
Mari kita mulai ceritanya ---
Poster KKN DI DESA PENARI sumber IMBD |
oh Iya, ngomong-ngomong soal banding membandingkan, Saya jarang bahkan hampir tidak mau membandingkan cerita hasil adaptasi karena film ini bukan Biopic, bukan juga dokumenter. Juga kalau bukan untuk kepentingan kajian bandingan. Terlebih, film KKN ini bukan diadaptasi dari film juga. otomatis sudah jelas berbeda, karena medianya juga berbeda.